ISLAMISASI
KURIKULUM 1
Tulisan ini didasari dua argumen penting yang
menunjukkan bagaimana pentingnya desain kurikulum bagi ahlak dan
kesejahetraan sosial seseorang maupun masyarakat. Setelah itu, tulisan ini
menunjukkan bahwa desain kurikulum secara fundamental tergantung pada filosofi
pendidikan. Tanpa filsafat pendidikan yang bisa memberi moral bagi perorangan
maupun masyarakat, akan sulit mengidentifikasi unsur dasar yang dapat dijadikan
sandaran desain kurikulum. Tulisan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi
elemen-elemen dasar dari sebuah filosofi dari pendidikan Islam dan
daripadanya memperoleh inti masalah kurikulum pendidikan Islam. Karya ini juga
membahas beberapa strategi untuk mengintegrasikan pengetahuan yang diungkapkan
dan ilmu yang didapat dari universitas dan sekolah Islam.
Telah diakui oleh pendidik di seluruh dunia bahwa
pelayanan pendidikan memiliki dua tujuan, yaitu perorangan dan masyarakat.
Melalui pendidikan yang baik, potensi seseorang yaitu fisik, intelektual,
moral, spiritual, dan emosional, dapat diolah dan dikembangkan. Dalam hal ini,
Socrates menunjuk seorang guru sebagai bidan karena perannya mengambil sesuatu
yang sudah ada pada anak. Tentu saja, bagaimana selanjutnya sangat bergantung
pada keterampilan dan kemampuan guru.
Pendidikan juga punya peranan penting lain,
untuk memberi dan mengubah nilai-nilai budaya, dan warisan dari
masyarakat tertentu. Pendidikan disebut hanya berperan secara konservatif
jika hanya mentransfer nilai-nilai budaya dan kepercayaan dari satu
ke generasi ke generasi berikutnya. Padahal juga bisa memainkan peranan yang
lebih radikal ketika mencoba mereformasi masyarakat. Secara umum,
pendidikan memainkan keduanya yaitu konservatif dan radikal dalam
kemajuan peradaban.
Pendidikan adalah proses seumur hidup. Hadits
Nabi Muhammad yang terkenal memerintahkan orang beriman untuk
“mencari ilmu dari buaian ibu sampai liang lahat.” Baru-baru ini, dunia medis
modern telah menunjukkan bahwa seorang anak juga dapat menerima stimulus dari
luar ketika masih berbentuk embrio. Dengan demikian, potensi belajar bisa
dimulai dari beberapa bulan setelah pembuahan.
Pendidikan sendiri mempunyai tiga tipe: informal,
formal dan nonformal. Rumah merupakan lembaga paling penting dari pendidikan
informal. Di dalamnya, pelajaran berlangsung
dalam satu cara yang tidak langsung dan tidak tersusun. Ini merupakan
“sekolah” pertama, dan ibu adalah “guru.” Sekolah merupakan lembaga
pembelajaran penting untuk pendidikan formal. Di dalamnya, pengalaman
belajar disusun secara sistematis dan terorganisir untuk mencapai hasil
pembelajaran yang khusus. Pendidikan formal, kurikulum sekolah dan guru
sekolah sangat penting sebagai fasilitator pembelajaran. Selanjutnya,
pembelajaran nonformal, yaitu pendidikan melalui lembaga atau organisasi lain
selain sekolah formal, misalnya kelas-kelas melek huruf bagi orang
dewasa.
Pendidikan mencakup berbagai masalah. Karena itu,
tidak mengherankan jika umat Islam telah konsisten dingatkan oleh
para ulama bahwa persoalan pendidikan meruapakan hal yang mendasar. Sebagain
ulama punya alasan bahwa sebagai sebuah disiplin, pendidikan terdiri dari lima
subdisiplin, yaitu kurikulum, konseling, manajemen, pengajaran, dan evaluasi
(1). Artikel ini merupakan upaya untuk menguji kurikulum, sebagai salah
satu subdisiplin.
Kurikulum sangat penting sehingga ia disebut sebagai ratu ilmu pendidikan. Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi pendidikan dari institusi yang bersangkutan, berkaitan dengan fakta, mekanisme oleh tujuan yang akan dicapai.
Kurikulum sangat penting sehingga ia disebut sebagai ratu ilmu pendidikan. Kurikulum merupakan cerminan dari filosofi pendidikan dari institusi yang bersangkutan, berkaitan dengan fakta, mekanisme oleh tujuan yang akan dicapai.
Bersambung………….
[1] Lihat Hasan
Langgulung, “Islamisasai Pendidikan dari Perspektif Metodologi” (Islamization
of Education from the Methodological Perspective), paper presented at the
National Seminar on Islamization of Education, Department of Education,
International Islamic University Malaysia, Kuala Lumpur, July 14-16, 1998.
0 komentar:
Posting Komentar