MAKALAH KELOMPOK 3
DISUSUN OLEH
ADRI
HERMAWAN
EKA
LESTARI
JULIA
VIKA ANDRIANI MARPAUNG
YANA
LESTARI SIHOTANG
DOSEN PEMBIMBING : Drs. KHAIRUDDIN. M.Pd
MATA KULIAH :
INSTRUMEN KONSELING I
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING ISLAM 2
FAKULTAS :
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN
– SU MEDAN
2014
PENDAHULUAN
Dalam
proses konseling seorang konselor membutuhkan sebuah alat bantu dalam
mendapatkan data untuk melakukan suatu program ataupun konseling. Angket dan
Sosiometri adalah salah satu instrumen yang sering digunakan seorang konselor
dalam memperoleh data atau keterangan yang dibutuhkan untuk melakukan analisis
yang dilakukan oleh konselor dalam memahami individu dalam jumlah banyak.
Seperti
halnya dalam penggunaan angket yang dilakukan dengan beberapa pertanyaan dan
pernyataan berupa tulisan yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan
data pribadi atau pendapat dan lain-lain. Sosiometri sendiri dibutuhkan konselor untuk
memahami individu terutama terhadap jaringan sosialnya.
Dalam
makalah ini, akan kami bahas tentang Angket dan Sosiometri baik dari
pengertian, cara pelaksanaan hingga kelebihan dan kekurangan masing-masing
instrument.
ANGKET
DAN SOSIOMETRI
A.
ANGKET
1.
Pengertian
Angket
Angket
merupakan daftar pertanyaan-pertanyaan tertulis yang harus dijawab oleh siswa
yang menjadi sasaran dari angket tersebut ataupun dari orang lain.[1]
Menurut pemakalah angket merupakan salah satu alat pengumpul
data yang berupa serangkaian pertanyaan atau pernyataan yang di ajukan kepada
responden (peserta didik, orang tua, atau masyarakat)
Didalam konseling angket dibutuhkan untuk mendapatkan data
terhadap seseorang ataupun beberapa orang secara sekaligus, dan biasanya angket
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang minat dan bakat yang dimiliki
oleh seseorang ataupun beberapa orang secara sekaligus.
Pertanyaan
dalam angket tergantung maksud serta tujuan evaluasi yang ingin dicapai. Hal ini
akan mempunyai pengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang ada didalam angket itu
pada umumnya didalam angket didapati dua bagian besar yaitu:
a.
Bagian yang
mengandung data identifikasi siswa, yakni yang mengandung data tentang pribadi
siswa yang dikenai angket itu misalnya nama siswa, kelas, nomor induk, tempat
tanggal lahir, dan lain-lain.
b.
Bagian yang
mengandung pertanyaan fakta/opini yakni pertanyaan yang dipergunakan untuk
mendapatkan fakta atau opini.[2]
Pertanyaan atau
pernyataan yang dibuat didalam angket harus diisi oleh siswa atau orang yang
dikenai angket dengan jujur agar data yang diperoleh lebih berkualitas.
2.
Macam-macam
angket
Ø
Macam-macam angket
ditinjau dari pertanyaannya adalah sebagai berikut:
a.
Pertanyaan yang
tertutup
Yaitu
dimana siswa atau orang yang menjadi sasaran angket itu tinggal memilih
jawaban-jawaban yang disediakan didalam angket itu, jadi jawabannya terikat.
b.
Pertanyaan yang
terbuka
Dimana
siswa atau orang yang menjadi sasaran angket itu diberi kesempatan yang
seluas-luasnya untuk mengemukakan jawabannya atau tanggapannya terhadap
pertanyaan yang diajukan. Biasanya kalau hendak mendapatkan opini, ditempuhlah
open question ini.
c.
Pertanyaan yang
terbuka dan tertutup
Yang merupakan campuran kedua
macam pertanyaan tersebut diatas.
Ø
Macam-macam angket
ditinjau dari cara memberikan:
a.
Angket yang
langsung
Angket
ini diberikan kepada siswa atau orang lain yang menjadi sasarannya guna
mendapatkan jawaban langsung dari tangan pertama.
b.
Angket yang tidak
langsung
Untuk
mendapatkan jawaban dibutuhkan perantara. Misalnya, orang tua menjawab untuk
keterangan anak-anaknya, guru pembimbing menjawab untuk keterangan siswa dan
sebagainya. [3]
3.
Ciri-ciri
Metode Angket :
Ø
Angket disertai
surat pengantar, antara lain berisi penjelasan tentang tujuan dan pentingnya
penelitian beserta harapan peneliti terhadap responden di dalam menyikapi anket
yangdi sertakan bersama surat pengantar.
Ø
Tata fisik angket,
perlu di buat semenarik mungkin, termasuk tata ketikannya; tulisannya terbaca
denga jelas, tidak kabur.
Ø
Petunjuk
pengisiannya jelas dan lengkap ; istilah-istilah penting dalam ( termasuk
istilah teknis. Kalau ada) istilah hendaknya di beri penjelasan.
Ø
Pertanyaan di kemukakan
mengukuti alur yang baik, dari hal-hal yang umum menuju ke hal-hal yang lebih
spesifik.
Ø
Data yang di
peroleh relatif mudah di olah ( termasuk prosestabulasinya) dan di tafsirkan.[4]
4.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan angket
a.
Pergunakanlah
angket didalam situasi atau keadaan yang setepat-tepatnya misalnya. Kalau kurang waktu, sedang objeknya banyak
b.
Tentukan terlebih
dahulu tujuan pengajaran, tujuan evaluasi dan sesuai dengan tujuan dari
pertanyaan itu baik tujuan umum maupun tujuan khusus. Karena tujuan pertanyaan
ini akan menentukan pertanyaan yang akan disusun
c.
Tentukanlah dan
susunlah pertanyaan itu dengan sebaik-baiknya.
5.
Hal-hal
yang harus diperhatikan seputar pertanyaan didalam angket
a.
Pertanyaan
hendaknya pendek dan jelas (mudah dimengerti)
b.
Pertanyaan
hendaknya hanya satu jawaban
c.
Pertanyaan harus
konkrit tidak abstrak, sehingga siswa atau orang lain yang jadi sasaran dapat
menjawab dengan tepat dan benar
d.
Pertanyaan jangan
sampai menimbulkan pertanyaan lebih lanjut
e.
Pertanyaan jangan
menyinggung perasaan siswa atau orang yang akan menjawabnya
f.
Pertanyaan
hendaknya jangan sampai ganda
g.
Bila pertanyaan
telah ditentukan maka pertanyaan digolong-golongkan menurut golongannya
masing-masing, agar supaya lebih sestematis dan akan mudah didalam mengolahnya
lebih lanjut.
h.
Bila telah disusun
adakan pengecekan kembali untuk memeriksa apakah ada bagian-bagian yang perlu
diperbaiki baik mengenai kata-katanya maupun kalimat-kalimatnya.
6.
Menyusun
angket
Pertanyaan-pertanyaan
pada angket, bisa berbentuk tertutup (berstruktur), dan bisa berbentuk terbuka
( tak berstruktur)
Di sebut suatu pertanyaan
berstruktur apabila jawaban pertanyaan tersebut telah di sediakan “kemungkinan
pilihannya”, sehingga responden tinggal memilih yang sesuai. Contoh pertanyaan
tertutup atau berstruktur adalah sebagai berikut:
1.
Apakah agama yang
ada anut ?
a.
Islam
b.
Katolik
c.
Kristen protestan.
d.
Hindu
e.
Budha.
Konstruksi item dari
pertanyaan tertutup atau berstruktur (kadang-kadang di sebut juga dengan angket
terbatas atau pertanyaan terbatas) bisa bermacam-macam. Ada konstruksi item
yang perpola “ Ya/ Tidak” misalnya sebagai berikut.
Apakah anda termasuk mahasiswa
yang memperoleh beasiswa ?
a.
Ya.
b.
Tidak.[5]
7.
Keuntungan
dan Kelemahan Metode Angket
Ø
Keuntungan metode
angket
a.
Praktis, yaitu
dalam waktu yang singkat dapat memperoleh data yang banyak dan juga dapat
dijalankan walaupun guru tidak berhadapan langsung dengan orang yang menjadi
sasaran.
b.
Menghemat tenaga.
c.
Siswa atau orang
lain yang menjadi sasaran dapat menjawab dengan leluasa.
Ø
Kelemahan metode angket
a.
Oleh karena ada
kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan siswa atau bila ada
pertanyaan yang kurang jelas tidak akan dapat dijelaskan lebih lanjut
b.
Kurang jelasnya
pertanyaan-pertanyaan menyebabkan kurang validnya data yang diperoleh
c.
Sifatnya kaku,
karena pernyataan-pernyataan telah tertentu sehingga tidak dapat dirubah sesuai
dengan kemampuan siswa atau orang yang menjadi sasaran yang akan menjawabnya
d.
Sukar untuk
mengadakan checking terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa atau orang yang
dikenai pertanyaan.
e.
Biasanya tidak
semua pertanyaan itu dapat kembali
f.
Hanya digunakan
untuk responden yang mampu membaca dan menulis.
2.
SOSIOMETRI
1.
Pengertian Sosiometri
Jacob Levy moreno membuat istilah sosiometri dan menggunakannya
dalam studi tentang sosiometri yang dilakukan antara 1932-1938 di New York.
Istilah sosiometri berasal dari bahasa latin socius yang berarti sosial, dan
metrum yang diartikan sebagai pengukuran. Berdasarkan kata dasar ini,
sosiometri digunakan sebagai cara untuk mengukur tingkat antar hubungan
individu dalam kelompok. Pengukuran tentang antar hubungan tersebut berguna
tidak hanya dalam melakukan assesment terhadap perilaku individu dalam
kelompok, tapi juga untuk melakukan interpensi untuk menghasilkan perubahan
positif dan menentukan seberapa luasnya perubahan itu. Dalam kerja kelompok,
sosiometri merupakan alat mengukur kekuatan penurunan konflik dan memperbaiki
komunikasi, karena sosiometri kelompok memnbolehkan untuk melihat dirinya
secara objektiv dan untuk menganalisis dinamika kelompoknya. Sosiometri ini
juga alat yang bagus untuk meng-asses dinamika dan perkembangan dalam kelompok
pencurahan untuk terapi atau pelatihan.
Dengan demikian, sosiometri dapat diartikan sebagai suatu metode
atau teknik untuk memahami individu terutama untuk memperoleh data tentang
jaringan hubungan sosial antara individu dalam suatu kelompok, berdasarkan
preferensi pribadi antar anggota-anggota kelompok. Preferensi pribadi
dinyatakan dalam kesukaan untuk berada bersama dalam melakukan kegiatan
tertentu, atau dinyatakan dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota
kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu. Dalam hal ini sering terjadi
bahwa kegiatan yang berbeda, individu memilih teman yang berbeda pula.
Teknik sosiometri bermaksud menemukan dan mencatat relasi aktif
tentang struktur kelompok, yatu pola saling tertarik dan saling menolak. Untuk
itu ada dua kriteria yang digunakan oleh pengumpul data, yaitu kriteria afektif
dan kriteria fungsional.[6]
Dengan perkataan sosiometri sebenarnya telah menunjukkan kepada
kita yaitu tentang “ukuran berteman”. Jadi dengan sosiometri ini kita dapat
melihat bagaimana hubungan sosial atau hubungan berteman seseorang. Baik
tidaknya seseorang berteman atau bergaul dapat kita lihat dengan menggunakan
sosiometri ini. Sehingga dengan demikian besar sekali bantuan sosiometri untuk
mendapatkan data sekitar siswa terutama dalam hubungan atau interaksi sosialnya.
Sosiometri
merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial
dan tingkah laku sosial peserta didik. Dengan teknik ini dapat
diperoleh data tentang suasana hubungan antar individu, struktur dan arah
hubungan sosial. Gambaran suasana hubungan sosial yang diperoleh dengan
sosiometri disebut sosiogram. Dari data sosiometri individu dapat diketahui
keluasan dan kedalaman pergaulan (keintiman pergaulan), status pemilihan atau
penolakan sesama teman, dan popularitas dalam pergaulan.
2.
Angket Sosiometri
Instrumen atau alat untuk memperoleh materi sosiometri adalah
angket sosiometri, yaitu dengan menggunakan beberapa pernyataan yang berisi
mengenai siapa yang disukai (dipilih) dan siapa yang tidak disukai (ditolak)
diantara anggota kelompoknya. Jawaban responden tentang siapa yang disukai
maupun yang tidak disukai tersebut dapat terdiri dari satu, dua, tiga orang
atau lebih.[7]
Dengan angket sosiometri ini akan sangat membantu seorang guru atau
konselor dalam pembagian tugas kelompok. Terkhususnya dalam konseling akan
membantu pembagian dalam konseling kelompok.
3.
Menggambarkan Hasil Angket Sosiometri
Data psikologis yang dikumpulkan dengan angket sosiometri masih
sulit untuk dianalisis dan dipahami (dibaca) apabila belum diolah. Agar data
sosiometri mudah dipahami siapa yang populer (paling disukai) dan siapa yang
terisolasi (tidak disukai), maka data tersebut harus disajikan dalam bentuk
tabel (disebut matrik sosiometri) dan bentuk gambar (sosiogram).
Penggunaan sosiometri terikat pada suatu pergaulan sosial atau
kriteria tertentu yang lingkupnya tidak terlalu luas misalnya satu kelas
disekolah. Sosiometri sebagai salah satu metode memahami interaksi sosial
individu dilaksanakan dengan prosesdur sebagai berikut:
a.
Menentukan
kelompok yang akan dipahami dengan metode sosiometri
b.
Menyusun
angket sosiometri atau tes sosiometri untuk diisi oleh anggota kelompok
c.
Siswa
yang tergabung dalam satu kelompok, misalnya kelas diberi penjelasan bahwa
perlu dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil, dalam rangka mengadakan
kegiatan tertentu, seperti “kelompok belajar”; “camping dihutan wisata”; dan
“teman duduk sebangku”. Kegiatan tertentu tersebut merupakan situasi pergaulan
sosial yang menjadi dasar bagi pilihan-pilihan individu dalam kelompok.[8]
d.
Setiap
siswa diminta untuk menulis pada blanko yang disediakan nama beberapa teman
didalam kelompok, dan dengan siapa dia tidak ingin dan tidak suka melakukan
kegiatan itu. Jumlah teman yang dipilih dan tidak dipilih sebagai teman
kelompok ditentukan satu orang, dua orang, ataukah tiga orang dengan urutan
pilihan pertama, kedua dan ketiga.
e.
Setelah
angket sosiometri diisi, kemudian di tabulasi dalam metriks sosiometri.
f.
Berdasarkan
matriks sosiometri maka data sosiometri dianalisis dengan cara :
1.
menggambarkan
sosiogram
2.
menganalisis
hubungan sosial secara keseluruhan
3.
menghitung
indeks sosiometri
4.
mengisi
kartu sosiometri secara individual
Dengan
melihat sosiogram kita akan dapat memperoleh informasi tentang:
a.
Besarnya
jumlah pemilih untuk setiap individu
b.
Arah
pilihan dari dan terhadap individu tertentu
c.
Kwalitas
arah pilihan
d.
Ada
tidaknya isolasi
e.
Kecenderungan
terbentuknya anak kelompok[9]
Apa yang dicapai dengan angket (kuesioner) sosiometris pada umumnya
akan diolah lebih lanjut. Hasil dari kuesioner itu akan dimasukkan dalam daftar
tabulasi dan dikalkulasi menjadi suatu bentuk matriks,ini yang disebut analisis
matriks. Perhitungan dari hasil sosiometri itu kemudian dibuat menjadi
sosiogram.[10]
Berdasarkan kajian Rahardjo (1998) merumuskan analisis indeks
sosiometri biasanya ditinjau dari status pemilihan (cs = choice status), status
penolakan (rs = rejection status), dan indeks pemilihan penolakan (crs = choice
and rejection status).
Rumus yang digunakan untuk mencari masing-masing status sebagai berikut:
a.
Versi Teori
1)
Status pemilihan (choice status = cs)
atau :
Keterangan
:
A
= Kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N
= Jumlah orang dalam kelompok
Indeks
pemilihan ini bergerak dari 0 hingga 1. Kalau orang yang memperoleh indeks yang
mendekati angka 1 berarti tingkat popularitasnya tinggi, sedang yang memperoleh
indeks 0 berarti tidak ada yang memilih (tidak popular, terasing).
2)
Status Penolakan (rejection status = rs)
keterangan
:
B =
Kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N =
Jumlah orang dalam kelompok
Indeks
penolakan ini bergerak dari 0 hingga 1. Individu yang memperoleh indkes rs = -1
berarti semua siswa dalam kelompok menolak individu yang bersangkutan, sedang
individu yang memperoleh indeks rs = 0 berarti tidak ada yang menolak
3)
Indeks pemilihan penolakan (choice and rejection status = crs)
ketrangan
:
C =
Kode orang yang diselidiki dalam kelompok
N =
Jumlah orang dalam kelompok
Indeks
ini bergerak dari -1 hingga 1. Indeks -1 berarti individu paling ditolak,
sedang 1 berarti paling populer.[11]
b.
Versi Baru
1)
Status pemilihan
keterangan :
A = Kode orang
yang dicari statusnya dalam kelompok
N = Jumlah
orang dalam kelompok
P = Banyaknya
pilihan dari setiap orang yang ditentukan dalam angket sosiometri
Dalam rumus
versi baru ini, pembaginya bukan N - 1 tetapi N x p.
2)
Status penolakan
x -1
keterangan
:
B
= Kode orang yang dicari statusnya dalam kelompok
N
= Jumlah orang dalam kelompok
t = Banyaknya penolakan setiap orang yang
ditentukan dalam angket sosiometri
Dalam
indeks ini bergerak dari 0 sampai dengan -1. Indeks -1 berarti semua siswa
dalam kelompok menolak individu yang diselidiki, sedang 0 berarti tidak ada
yang menolak.
3)
Status pemilihan penolakan
keterangan :
C = Kode orang
yang dicari statunya dalam kelompok
N = Jumlah
orang dalam kelompok
q = banyaknya pilihan/penolakan setiap orang
yang ditentukan dalam angket sosiometri
Dalam indeks
ini bergerak dari -1 hingga 1. Indeks -1 Berarti semua siswa dalam kelompok
menolak individu yang diselidiki tanpa ada yang memilih, 0 berarti tidak ada
yang memilih atau menolak, 1 berarti semua individu memilih dia tanpa ada yang
menolak.[12]
4.
Kelebihan dan Kekurangan Sosimetri
Untuk memahami siswa didalam kelas, sosiometri merupakan metode
pemahaman individu yang tepat digunakan oleh konselor dalam kegiatan bimbingan
dan konseling. Namun demikian perlu disadari oleh konselor bahwa metode
sosiometri ini mempunya kelebihan dan kekuarangan yang perlu diperhatikan
A.
Kelebihan Sosiometri
1.
Teknik
ini relatif sederhana, dilaksanakan berdasarkan pada pilihan murid kepada
kawanya dalam beberapa situasi kelompok atau aktifitas.
2.
Pemberian
informasi yang akurat tentang latarbelakang seorang murid dipilih dan atau
ditolak oleh murid lainnya.
3.
Memberikan
kesempatan kepada konselor untuk melakukan analisis kualitatif dan atau
kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan menganalisis sosiogram
untuk mengetahui konfigurasi hubungan sosial. Sementara itu analisis
kuantitatif dilakukan dengan analisis indeks tentang status pilihan.
4.
Memiliki
keakuratan untuk mengorganisasikan kelompok-kelompok kelas.
5.
Meningkatkan
penyesuaian sosial individu murid.
6.
Meningkatkan
struktur sosial kelompok
7.
Memberikan
gambaran tentang ada tidaknya jaringan sosial antara kelompok yang satu dengan kelompok
yang lainnya.[13]
B.
Kelemahan Sosiometri
1.
Semua
murid harus berpartisipasi dalam aktifitas maupun situasi kelompok, jika ada
murid yang tidak berpartisipasi maka konselor akan mengalami kesulitan untuk
mendudukkan murid yang bersangkutan murid lainnya dalam sosiogram.
2.
Komitmen
konselor untuk menjaga kerahasiaan pilihan-pilihan atau penolakan-penolakan
setiap murid. Jika konselor tidak dapat menjaga rahasia tersebut.[14]
KESIMPULAN
Angket
merupakan suatu teknik atau cara memahami siswa dengan mengadakan komunikasi
tertulis, yaitu dengan daftar pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
responden secara tertulis pula.
Dilihat
dari bentuk pertanyaannya, angket terbagi kepada tiga , yaitu angket tertutup,
angket terbuka, dan angket terbuka tertutup. Sementara itu ditinjau dari cara
memberikannya, angket dapa dibedakan menjadi angket langusng dan angket tidak
langsung. Suatu angket yang baik harus
dilakukan dengan yang baik pula . kelebihan angket antara lain dapat memperoleh
data yang banyak dari responden yang banyak pula dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan
kelemahan yang paling mendasar adalah bahwa angket hanya diperuntukkan bagi
responden yang mampu membaca dan menulis.
Sosiometri
merupakan metode atau teknik untuk memahami individu terutama untuk memperoleh
data tentang jaringan Hubungan sosial antar-individu dalam suatu kelompok,
berdasarkan preferensi pribadi antara anggota-anggota kelompok. Preferensi
pribadi dinyatakan dalam kesukaan untuk berada bersama dalam melakukan
kegiatan tertentu, atau dinyatakan dalam ungkapan perasaan terhadap
anggota-anggota kelompok untuk melakukan suatu kegiatan tertentu.
Alat
untuk memperoleh materi sosiometri adalah angket sosiometri, yaitu dengan
menggunakan beberapa pertanyaan yang berisi mengenai siapa yang disukai
(dipilih) dan siapa yang tidak disukai (ditolak) diantara anggota kelompoknya.
Data psikologis yang dikumpulkan dengan angket sosiometri masih
sulit untuk dianalisis dan dipahami (dibaca) apabila belum diolah. Agar data
sosiometri mudah dipahami siapa yang populer (paling disukai) dan siapa yang
terisolasi (tidak disukai), maka data tersebut harus disajikan dalam bentuk
tabel (disebut matrik sosiometri) dan bentuk gambar (sosiogram).
DAFTAR
PUSTAKA
Slameto. Evaluasi Pendidikan. 2001. Bumi Aksara. Jakarta
Faisal Sanapiah. Format-Format Penenitian Sosial.
2008. Rajawali Press. Jakarta
Rahardjo Susilo, Gudnanto. Pemahaman Individu Teknik Nontes (edisi
revisi). 2013. Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Walgito Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier). 2010.
Andi Offset. Yogyakarta
[1] Slameto. Evaluasi
Pendidikan. 2001. Bumi Aksara. Jakarta. Hlm. 129
[4]. Sanapiah
Faisal. Format-Format Penenitian Sosial. 2008. Rajawali Press.
Jakarta. Hlm. 132
[5] . Ibid. Hlm. 122-123
[6] Susilo
Rahardjo, Gudnanto. Pemahaman Individu Teknik Nontes (edisi revisi). 2013.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Hlm. 150
[7] Ibid Hlm. 151
[8] Ibid. Hlm.
151
[10] Bimo Walgito. Bimbingan
dan Konseling (Studi & Karier). 2010. Andi Offset. Yogyakarta. Hlm. 84
[11]Susilo
Rahardjo, Gudnanto. Op.Cit. Hlm. 159-160
[12] Ibid. Hlm.
161-162
[13] Ibid. Hlm.
165
[14] Ibid. Hlm.
166
0 komentar:
Posting Komentar