Rabu, 17 September 2014

Teknik Diam


MAKALAH KELOMPOK  2
                                                                                     






DISUSUN OLEH
ADRI HERMAWAN
FENNY MAILANI NASUTION
RISKA SAFITRI
SURYA MURNI PURBA

 DOSEN PEMBIMBING  : HENNI SYAFRIANA NST, S.AG, MA
 MATA KULIAH            : TEKNIK KONSELING ISLAM
 JURUSAN                     : BIMBINGAN KONSELING ISLAM - 2
 FAKULTAS                   : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN – SU MEDAN
2014


PENDAHULUAN

Didalam proses konseling terdap beberapa teknik yang menunjang keberhasilan atau tercapainya tujuan konseling, dalam hal ini kami akan membahas tentang teknik diam,yang mana diam merupakan sesuatu reaksi yang menunjukkan suatu keadaan hening, dan bukan berarti tidak ada komunikasi namun melakukan komunikasi dengan non verbal. Diam bisa menunjukkan rasa simpati, empati, tidak persetujuan, atau memberikan kesempatan untuk berpikir dan lain sebagainya.
Teknik diam ini dalam aplikasinya sering digunakan oleh konselor atau juga konseli bahkan semua orang juga pernah melakukan teknik ini, teknik ini sangat efektif bila dilakukan dengan tepat juga pada waktu yang benar-benar tepat. Inilah gambar umum mengenai teknik diam dan selebihnya tentang teknik diam, baik itu pengertian, tujuan, jenis-jenis, dan diam merupakan teknik nonverbal akan dijelaskan dalam makalah ini.
















TEKNIK DIAM DALAM KONSELING

A.    Pengertian

Teknik diam atau silence adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dan konseli, dalam proses konseling. Diam adalah amat penting, diam bukan berarti tidak ada komunikasi, akan tetapi melakukan komunikasi non verbal. Diam yang paling ideal antara lima sampai dengan sepuluh detik dan selebihnya diganti dengan teknik dorongan minimal.
Dengan berdiam diri, akan memberi kesempatan untuk berpikir baik kepada konselor maupun konseli, coba bayangkan disaat kita berdiam diri pasti akan lebih mudah untuk memikirkan sesuatu. Berdiam diridalam konseling itu dilakukan oleh konseli dan konselor.
Berdiam diri untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa, mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, mungkin konselor ikut berdiam diri, namun lamanya tergantung pada makna yang terkandung dalam diamnya Konseli, misalnya Konseli merasa:
1.      Sulit mengungkapkan perasaannya
2.      Malu untuk berbicara dan atau gelisah
3.      Antifati terhadap konselor karena bersikap bermusuhan
4.      Bingung dan mengharapkan saranan atau bimbingan dari konselor
5.      Lega setelah mengungkapkan semua perasaannya[1]

Dalam proses konseling, adakalanya seorang konselor perlu untuk bersikap diam. Adapun alasan konselor melakukan hal ini dapat dikarenakan konselor yang menunggu Konseli berpikir, bentuk protes karena Konseli bicara dengan berbelit-belit atau menunjang perilaku attending dan empati sehingga Konseli bebas bicara. Diam disini bukan berarti tidak ada komunikasi akan melainkan tetap ada yaitu melalui perilaku non verbal.
Contoh:
Ki        : “saya tidak akan menemuinya lagi…..dan saya….”(berpikir)
Ko       : “…..”(diam)
Ki        : “saya….saya harus bagaimana….sayatidak tau…”
Ko       : “….”(diam)[2]

B.     Tujuan
Tujuannya yaitu:
·         Memberikan kesempatan kepada Konseli untuk beristirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya
·         Mendorong Konseli atau memotivasi Konseli mencapai tujuan konseling

Makna diam bertujuan untuk mengatasi hal sebagai berikut:
a.       Konseli merasa sakit, diam salah satu cara pengekspresian rasa sakit Konseli saat terjadinya proses konseling, rasa sakit tersebut bisa timbul saat Konseli mengenang kenangan-kenangan yang tidak menyenangkan saat terjadi proses konseling.
b.      Ragu-ragu, munculnya keragu-raguan didiri konselor atau Konseli saat proses konseling.
c.       Ungkapan Keinginan, sebuah bentuk pengekspresian yang mungkin dilakukan Konseli saat Konseli menginginkan sesuatu dari konselor.
d.      Ungkapan berpikir, salah satu cara pengekspresian yang dilakukan Konseli untuk menunjukkan Konseli sedang memikirkan hal-hal yang baru saja dibicarakan dalam proses konseling.
e.       Ungkapan Kesadaran, salah satu bentuk pengekspresian yang dilakukan Konseli untuk menunjukan Konseli baru menyadari perasaan yang baru saja dikeluarkan atau diekspresikan Konseli.

Manfaat Diam
·         Mendorong Konseli untuk berbicara
·         Membantu Konseli memahami dirinya
·         Memberikan kesempatan dan relaksasi pada Konseli. 

C.    Jenis-jenis Diam Dalam Konseling

Ø  Diam dari konselor
Jenis diam ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada konselor. Pada waktu-waktu tertentu, konselor merespon dengan diam. Konselor merasa dirinya terlalu aktif dan memutuskan untuk mengurangi keaktifan tersebut dengan memberikan kesempatan kepada Konseli untuk lebih banyak aktif dan bertanggung jawab dengan menggunakan teknik diam (silence).
Disamping itu, kemungkinan konselor menyadari adanya suatu momentum pada diri Konseli yang dapat mengarahkan keasadaran, komitmen, atau isi-isu baru yang relevan. Dalam hal ini konselor menggunakan teknik diam agar tidak menggangu momentum psikologi Konseli tersebut.
Misalnya :
Ki   :  Bu, saya masih saja bertanya-tanya kenapa sampai sekarang saya belum menemukan pasangan hidup?
Ko   : “..........(diam sejenak setelah memberikan kesempatan kepada Konseli istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaan-perasaanya berkaitan dengan pertanyaan mengenai pasangan hidupnya)



Ø  Diam dari Konseli
Diam jenis ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada Konseli, yaitu setelah Konseli bercakap-cakap dan menerima tanggung jawab. Pada saat itu, ia berhenti berbicara beberapa saat. Diam tersebut terjadi antara lain karena Konseli mau beristirahat sejenak setelah mengungkapkan perasaan-perasaan dan konfliknya, mereorganisasi pikiran dan perasaan-perasaannya, memadukan pengalman-pengalamn atau isu-isi baru kedalam dirinya, menyusun kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya, atau mungkin penolakan terhadap proses konseling.
Misalnya:
Ki   : Dulu saya selalu merasa hidup saya itu lengkap dan sangat sempurna, semua yang saya inginkan bisa terpenuhi, Namun semenjak ayah saya tiada semua jadi berubah...........(Konseli diam)
Ko  : .......(diam beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada Konseli untuk mengalami perasaan-perasaanya secara mendalam)

Pelaksanaan teknik diam tergantung pada masing-masing jenisnya dan kami akan mengambil dari konselor. Konselor menggunakan teknik diam dalam beberapa waktu seperti pada saat konseli berbicara. Kemudian diam sebagai bentuk persetujuan seperti yang dilakukan Nabi terhadap para sahabat. Misalnya ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasul tentang hokum shalat sebelum magrib, rasul hanya diam.

D.    Diam Merupakan Teknik Non-Verbal

Teknik-teknik non verbal yang dapat dilakukan konselor dalam proses konseling, adalah sebagai berikut:
a.       Senyuman: digunakan untuk menyatakan sikap menerima, misalnya pada saat menyambut kedatangan Konseli
b.      Cara duduk: untuk menyatakan sikap rileks dan sikap mau memperhatikan. Misalnya membungkuk kedepan atau duduk agak bersandar. Sikap badan benar-benar menunjukkan atau menyampaikan suatu pesan kepada Konseli
c.       Anggukan kepala: untuk menyatakan penerimaan dan menunjukkan pengertian.
d.      Berdiam diri untuk memberikan kesempatan kepada Konseli berbicara secara leluasa, mengatur pikirannya atau menenangkan diri
e.       Mimik: untuk menunjang atau mendukung dan menyertai reaksi-reaksi verbal
f.       Kontak mata: untuk menunjang dan mendukung tanggapan verbal dan atau menyatakan sikap dasar
g.      Sentuhan: untuk menunjang tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar[3]
Semua hal diatas dapat dilakukan dengan cara diam, seperti dalam memberikan senyuman disaat konseli memasuki ruangan, dan disaat mengungkapkan perasaannya. Cara duduk konselor dengan rileks dan memperhatikan dengan diam. Konselor melakukan anggukan kepala tanda persetujuan ataupun penerimaan. Konselor menggunakan mimik yang bertujuan menperkuat tanggapan terhadap ungkapan konseli, dan lain sebagainya.















KESIMPULAN

Berdiam diri untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa, mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, mungkin konselor ikut berdiam diri, namun lamanya tergantung pada makna yang terkandung dalam diamnya Konseli.
Tujuannya yaitu, Memberikan kesempatan kepada Konseli untuk beristirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya, Mendorong Konseli atau memotivasi Konseli mencapai tujuan konseling
Dalam konseling jenis diam terbagi dua yaitu diam dari konselor dan diam dari konseli. Diam merupakan suatu teknik non verbal dalam proses konseling.


















DAFTAR PUSTAKA

Lamuddin Lubis. Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling. 2006. Cita Pustaka Media. Bandung.

Lamuddin Lubis. Landasan Formal Bimbingan Konseling di Indonesia. 2011. Citapustaka Media Perintis. Bandung.

Lumongga Namora Lubis. Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. 2011. Kencana. Jakarta.



[1] Lamuddin Lubis, Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling. 2006. Cita Pustaka Media. Bandung. Hlm. 164
[2] Namora Lumongga Lubis. Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. 2011. Kencana. Jakarta. Hlm. 101
[3] Lamuddin Lubis. Landasan Formal Bimbingan Konseling di Indonesia. 2011. Citapustaka Media Perintis. Bandung. Hlm. 223-224

0 komentar:

Posting Komentar

 
;