MAKALAH KELOMPOK 2
DISUSUN OLEH
ADRI
HERMAWAN
FENNY
MAILANI NASUTION
RISKA
SAFITRI
SURYA
MURNI PURBA
DOSEN PEMBIMBING : HENNI
SYAFRIANA NST, S.AG, MA
MATA KULIAH :
TEKNIK KONSELING ISLAM
JURUSAN : BIMBINGAN KONSELING ISLAM - 2
FAKULTAS :
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN
– SU MEDAN
2014
PENDAHULUAN
Didalam
proses konseling terdap beberapa teknik yang menunjang keberhasilan atau
tercapainya tujuan konseling, dalam hal ini kami akan membahas tentang teknik
diam,yang mana diam merupakan sesuatu reaksi yang menunjukkan suatu keadaan
hening, dan bukan berarti tidak ada komunikasi namun melakukan komunikasi
dengan non verbal. Diam bisa menunjukkan rasa simpati, empati, tidak
persetujuan, atau memberikan kesempatan untuk berpikir dan lain sebagainya.
Teknik
diam ini dalam aplikasinya sering digunakan oleh konselor atau juga konseli
bahkan semua orang juga pernah melakukan teknik ini, teknik ini sangat efektif
bila dilakukan dengan tepat juga pada waktu yang benar-benar tepat. Inilah
gambar umum mengenai teknik diam dan selebihnya tentang teknik diam, baik itu
pengertian, tujuan, jenis-jenis, dan diam merupakan teknik nonverbal akan
dijelaskan dalam makalah ini.
TEKNIK
DIAM DALAM KONSELING
A.
Pengertian
Teknik
diam atau silence adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara
konselor dan konseli, dalam proses konseling. Diam adalah amat penting, diam bukan
berarti tidak ada komunikasi, akan tetapi melakukan komunikasi non verbal. Diam
yang paling ideal antara lima sampai dengan sepuluh detik dan selebihnya
diganti dengan teknik dorongan minimal.
Dengan
berdiam diri, akan memberi kesempatan untuk berpikir baik kepada konselor
maupun konseli, coba bayangkan disaat kita berdiam diri pasti akan lebih mudah
untuk memikirkan sesuatu. Berdiam diridalam konseling itu dilakukan oleh
konseli dan konselor.
Berdiam
diri untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa,
mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, mungkin konselor
ikut berdiam diri, namun lamanya tergantung pada makna yang terkandung dalam
diamnya Konseli, misalnya Konseli merasa:
1.
Sulit
mengungkapkan perasaannya
2.
Malu
untuk berbicara dan atau gelisah
3.
Antifati
terhadap konselor karena bersikap bermusuhan
4.
Bingung
dan mengharapkan saranan atau bimbingan dari konselor
5.
Lega
setelah mengungkapkan semua perasaannya[1]
Dalam proses konseling, adakalanya seorang konselor perlu untuk
bersikap diam. Adapun alasan konselor melakukan hal ini dapat dikarenakan
konselor yang menunggu Konseli berpikir, bentuk protes karena Konseli bicara
dengan berbelit-belit atau menunjang perilaku attending dan empati sehingga Konseli
bebas bicara. Diam disini bukan berarti tidak ada komunikasi akan melainkan
tetap ada yaitu melalui perilaku non verbal.
Contoh:
Ki : “saya tidak akan menemuinya lagi…..dan
saya….”(berpikir)
Ko : “…..”(diam)
Ki : “saya….saya harus bagaimana….sayatidak
tau…”
Ko : “….”(diam)[2]
B.
Tujuan
Tujuannya yaitu:
·
Memberikan
kesempatan kepada Konseli untuk beristirahat atau mereorganisasi pikiran dan
perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya
·
Mendorong
Konseli atau memotivasi Konseli mencapai tujuan konseling
Makna diam bertujuan untuk mengatasi hal sebagai berikut:
a.
Konseli merasa sakit, diam salah satu cara
pengekspresian rasa sakit Konseli saat terjadinya proses konseling, rasa sakit
tersebut bisa timbul saat Konseli mengenang kenangan-kenangan yang tidak
menyenangkan saat terjadi proses konseling.
b.
Ragu-ragu, munculnya keragu-raguan didiri
konselor atau Konseli saat proses konseling.
c.
Ungkapan Keinginan, sebuah bentuk
pengekspresian yang mungkin dilakukan Konseli saat Konseli menginginkan sesuatu
dari konselor.
d.
Ungkapan berpikir, salah satu cara pengekspresian
yang dilakukan Konseli untuk menunjukkan Konseli sedang memikirkan hal-hal yang
baru saja dibicarakan dalam proses konseling.
e.
Ungkapan Kesadaran, salah satu bentuk
pengekspresian yang dilakukan Konseli untuk menunjukan Konseli baru menyadari
perasaan yang baru saja dikeluarkan atau diekspresikan Konseli.
Manfaat
Diam
·
Mendorong
Konseli untuk berbicara
·
Membantu
Konseli memahami dirinya
·
Memberikan
kesempatan dan relaksasi pada Konseli.
C.
Jenis-jenis Diam Dalam Konseling
Ø Diam dari konselor
Jenis diam ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada
konselor. Pada waktu-waktu tertentu, konselor merespon dengan diam. Konselor
merasa dirinya terlalu aktif dan memutuskan untuk mengurangi keaktifan tersebut
dengan memberikan kesempatan kepada Konseli untuk lebih banyak aktif dan
bertanggung jawab dengan menggunakan teknik diam (silence).
Disamping itu, kemungkinan konselor menyadari adanya suatu momentum
pada diri Konseli yang dapat mengarahkan keasadaran, komitmen, atau isi-isu
baru yang relevan. Dalam hal ini konselor menggunakan teknik diam agar tidak
menggangu momentum psikologi Konseli tersebut.
Misalnya :
Ki
: Bu, saya masih saja bertanya-tanya kenapa sampai sekarang saya belum
menemukan pasangan hidup?
Ko
: “..........(diam sejenak setelah memberikan kesempatan kepada Konseli
istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaan-perasaanya berkaitan dengan
pertanyaan mengenai pasangan hidupnya)
Ø Diam dari Konseli
Diam jenis ini terjadi pada saat pusat komunikasi berada pada Konseli,
yaitu setelah Konseli bercakap-cakap dan menerima tanggung jawab. Pada saat
itu, ia berhenti berbicara beberapa saat. Diam tersebut terjadi antara lain
karena Konseli mau beristirahat sejenak setelah mengungkapkan perasaan-perasaan
dan konfliknya, mereorganisasi pikiran dan perasaan-perasaannya, memadukan
pengalman-pengalamn atau isu-isi baru kedalam dirinya, menyusun kalimat yang
akan dikemukakan selanjutnya, atau mungkin penolakan terhadap proses konseling.
Misalnya:
Ki : Dulu saya selalu merasa hidup saya itu
lengkap dan sangat sempurna, semua yang saya inginkan bisa terpenuhi, Namun
semenjak ayah saya tiada semua jadi berubah...........(Konseli diam)
Ko : .......(diam beberapa saat untuk memberikan
kesempatan kepada Konseli untuk mengalami perasaan-perasaanya secara mendalam)
Pelaksanaan
teknik diam tergantung pada masing-masing jenisnya dan kami akan mengambil dari
konselor. Konselor menggunakan teknik diam dalam beberapa waktu seperti pada
saat konseli berbicara. Kemudian diam sebagai bentuk persetujuan seperti yang
dilakukan Nabi terhadap para sahabat. Misalnya ketika seorang sahabat bertanya
kepada Rasul tentang hokum shalat sebelum magrib, rasul hanya diam.
D.
Diam Merupakan Teknik Non-Verbal
Teknik-teknik
non verbal yang dapat dilakukan konselor dalam proses konseling, adalah sebagai
berikut:
a.
Senyuman:
digunakan untuk menyatakan sikap menerima, misalnya pada saat menyambut
kedatangan Konseli
b.
Cara
duduk: untuk menyatakan sikap rileks dan sikap mau memperhatikan. Misalnya
membungkuk kedepan atau duduk agak bersandar. Sikap badan benar-benar
menunjukkan atau menyampaikan suatu pesan kepada Konseli
c.
Anggukan
kepala: untuk menyatakan penerimaan dan menunjukkan pengertian.
d.
Berdiam
diri untuk memberikan kesempatan kepada Konseli berbicara secara leluasa, mengatur
pikirannya atau menenangkan diri
e.
Mimik:
untuk menunjang atau mendukung dan menyertai reaksi-reaksi verbal
f.
Kontak
mata: untuk menunjang dan mendukung tanggapan verbal dan atau menyatakan sikap
dasar
g.
Sentuhan:
untuk menunjang tanggapan verbal atau menyatakan sikap dasar[3]
Semua hal diatas dapat dilakukan dengan cara diam, seperti dalam
memberikan senyuman disaat konseli memasuki ruangan, dan disaat mengungkapkan perasaannya.
Cara duduk konselor dengan rileks dan memperhatikan dengan diam. Konselor
melakukan anggukan kepala tanda persetujuan ataupun penerimaan. Konselor
menggunakan mimik yang bertujuan menperkuat tanggapan terhadap ungkapan konseli,
dan lain sebagainya.
KESIMPULAN
Berdiam
diri untuk memberikan kesempatan kepada konseli berbicara secara leluasa,
mengatur pikirannya atau menenangkan diri. Bila konseli diam, mungkin konselor
ikut berdiam diri, namun lamanya tergantung pada makna yang terkandung dalam
diamnya Konseli.
Tujuannya
yaitu, Memberikan kesempatan kepada Konseli untuk beristirahat atau
mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan
dikemukakan selanjutnya, Mendorong Konseli atau memotivasi Konseli mencapai
tujuan konseling
Dalam
konseling jenis diam terbagi dua yaitu diam dari konselor dan diam dari
konseli. Diam merupakan suatu teknik non verbal dalam proses konseling.
DAFTAR
PUSTAKA
Lamuddin
Lubis. Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling. 2006. Cita Pustaka Media.
Bandung.
Lamuddin
Lubis. Landasan Formal Bimbingan Konseling di Indonesia. 2011.
Citapustaka Media Perintis. Bandung.
Lumongga
Namora Lubis. Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. 2011.
Kencana. Jakarta.
[1] Lamuddin
Lubis, Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling. 2006. Cita Pustaka
Media. Bandung. Hlm. 164
[2] Namora
Lumongga Lubis. Memahami Dasar-dasar Konseling Dalam Teori dan Praktik. 2011.
Kencana. Jakarta. Hlm. 101
[3] Lamuddin
Lubis. Landasan Formal Bimbingan Konseling di Indonesia. 2011. Citapustaka
Media Perintis. Bandung. Hlm. 223-224
0 komentar:
Posting Komentar