Rabu, 18 Maret 2015

Konsep dasar metode penelitian



MAKALAH KELOMPOK  1
Konsep Dasar dan
 Pendekatan-pendekatan Penelitian
                                                                                     







DISUSUN OLEH
ADRI HERMAWAN
KHORUL AMRI HASIBUAN
SURYA MURNI PURBA
YANA LESTARI

 DOSEN PEMBIMBING     : DEDIK
 MATA KULIAH                 : METODE PENELITIAN KUALITATIF
 JURUSAN                            : BIMBINGAN KONSELING ISLAM - 2
 FAKULTAS                                     : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN – SU MEDAN
2015


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................ i
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
PEMBAHASAN........................................................................................... 2
1.      Pengertian Penelitian................................................................................ 2
2.      Sikap Ilmuan............................................................................................ 3
3.      Cara Memperoleh Pengetahuan................................................................ 4
4.      Pendekatan-pendekatan Penelitian ......................................................... 4
A.    Penelitian Kualitatif........................................................................... 4
1)      Pengertian Penelitian Kualitatif................................................... 4
2)      Kapan Mengguakan Penelitian Kualitatif.................................... 6
3)      Fungsi dan Pemanfaatan Penelitian Kualitatif............................. 6
4)      Karakteristik Penelitian Kualitatif................................................ 7
B.     Penelitian Kuantitatif......................................................................... 8
1)      Pengertian Penelitian Kuantitatif................................................. 8
2)      Proses Penelitian Kuantitatif........................................................ 11
3)      Kapan Menggunakan Penelitian Kuantitatif................................ 12
4)      Fungsi Penelitian Kuantitatif....................................................... 12
5)      Karakteristik Penenlitian Kuantitatif........................................... 13
KESIMPULAN ........................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15









PENDAHULUAN

 Ilmu pengetahuan merupakan produk dari penelitian baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial. Penelitian merupakan bagian tak terpisahkan dari ilmu pengetahuan. Citra orang tentang ilmu pengetahuan sangat tergantung pada bagian penting yang merupakan wajahnya yaitu kegiatan penelitian ilmiah.
Penelitian merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk menjawab masalah yang dihadapi oleh manusia. Dalam penelitian ilmiah dikenal dua bentuk penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, fungsi, karakteristik, dan peranannya berbeda-beda. agar kedua penelitian tersebut mendatangkanmanfaat yang optimal bagi seorang peneliti, perlu diketahui fungsi, dan karakteristiknya. Disamping itu, perlu diketahui pula kelebihan  dari masing-masing penelitian, untuk memecahkan suatu masalah sehingga mendapatkan hasil seoptimal mungkin.





















KONSEP DASAR DAN PENDEKATAN-PENDEKATAN PENELITIAN

1.      Pengertian Penelitian
Penelitian merupakan upaya untuk mendapatkan nilai kebenaran, tetapi bukan satu-satunya cara untuk mendapatkannya. Beberapa teori tentang cara yang dapat ditempuh untuk mencapai nilai kebenaran, diantaranya:
a.       Teori empirisme dikembangkan oleh john lock dari inggris. Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui pengalaman empiris, pengalaman yang diperoleh secara inderawi, pengalaman melalui pengamatan.
b.      Teori rasionalisme, dikembangkan antara lain oleh Leibniz dari jerman. Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui proses berpikir yang menghasilkan kesimpulan rasional, kesimpulan berdasarkan pertimbangan akal.
c.       Pragmatisme dikembangkan antara lain oleh Charles sander fierce dari amerika. Teorinya menyatakan bahwa nilai kebenaran dapat dicapai melalui penyelidikan yang beroientasi pada kepentingan masa kini dan masa datang. Oleh sebab itu, nilai kebenaran akan berkembang sesuai dengan kondisi tempat dan proses.[1]
Pada pokoknya penelitian merupakan usaha sistematik dalam menjawab suatu permasalahan. Tuckman menjelaskan, tegasnya penelitian adalah proses pemecahan masalah secara ilmiah. Sehubungan dengan hal diatas, Hadjar menjelaskan informasi dan pengetahuan pendidikan yangdiperoleh melalui pengetahuan mempunyai tingkat keshahihan yang lebih bias diandalkan dan dari hasil penelitian ini semakin banyak digunakan dalam menetapkan kebijakan baru dalam dunia pendidikan.
Kegiatan penelitian dibidang pendidikan, social, ekonomi, politik dan keagamaan semakin berkembang secara intensif sesuai dengan kebutuhan informasi yang akurat, untuk dasar pembuatan keputusan atau kebijakan dalam semua masalah kehidupan, tak terkecuali pendidikan.
Penelitian juga dilaksanakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupannya seperti halnya dalam ekonomi, politik, agama, social budaya dan pendidikan.
Melakukan penelitian ilmiah adalah merupakan keterampilan yang menjadikan seorang calon sarjana memahami proses kerja ilmiah. Untuk mencapai keterampilan ini diperlukan proses transformasi pengetahuan tentang metode penelitian terhadap mahasiswa yang memiliki tugas penelitian ini dengan meletakkan penelitian ilmiah mencapai 6 SKS. Itu berarti penyelesaian tugas akhir penulisan skipsi tidak boleh dianggap pekerjaan ringan dan dikerjakan asal jadi saja. Karena itu klimaks penyelesaian tugas penulisan skripsi dengan inti kegiatan penelitian ilmiah harus dipersiapkan sedemikian rupa, tidak hanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan tetapi yang tak kalah pentingnya adalah terbentuknya mental keingin tahuan yang kuat supaya para sarjana nantinya mau mencari kebenaran ilmiah untuk memecahkan persoalan social, ekonomi, keagamaan, dan pendidikan yang dihadapinya di masyarakat.[2]

2.      Sikap Ilmuan
Menurut Ary, dkk (1993). Seorang ilmuan memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a.       Seorang ilmuan adalah bersikap peragu, yang memelihara sikap skeptic secara tinggi terhadap data dari ilmu. Penemuan akan dihargai sementara oleh ilmuan jika data tersebut belum diuji (verifikasi). Dalam hal ini,verifikasi memerlukan adanya observasi dan perncapaian hasil yang sama. Ilmuan selalu ingin mencoba pendapat dan permasalahan berkaitan dengan hubungan diantara beberapa fenomena alamiah.
b.      Ilmuan bersikap objektif dan tidak memihak (imfartial). Dalam melakukan odservasi dan penafsiran data, ilmuan tidak mencoba untuk membuktikan pendapat. Ilmuan harus melakukan kewaspadaan tertentu terutama dalam pengumpulan data dengan cara tertentu. Ilmuan menjaga kebenaran dan menerima fakta-fakta bahkan bila data yang dikumpulkan mendukung atas suatu teori yang dikenal, lalu ada bukti yang menyampingkan/menolak, maka teori tersebut harus dimodifikasi sesuai data factual.
c.       Ilmuan menangani fakta bukan nilai. Ilmuan tidak bekerja dalam hal menyatakan implikasi moral tertentu dari penemuannya, karena itu mereka tidak membuat keputusan apa yang baik atau apa yang buruk, akan tetapi memberikan data mengenai hubungan yang eksis diantaranya peristiwa yang terjadi. Suatu penemuan ilmuan mungkin saja merupakan kunci penting dalam menemukan solusi nilai keputusan yang mencakup berbagai data dan tidak menghukum pertimbangan nilai.
d.      Ilmuan senantiasa tidak puas dengan data yang asing tetapi mencari secara sitematik bai penemuan mereka. Ilmuan meletakkan penemuan mereka dalam suatu system yang teratur, kemudian dalam hal teori keilmuan ilmuan membawa penemuan empiric kedaam pola yang bermakna, bagaimanapun, ilmuan menghargai teori sebagai penemuan tentative/sementara atau provisional dari suatu pokok masalah yang kemudian diperbaiki bila suatu bukti baru ditemukan.[3]
3.      Cara Memperoleh Pengetahuan
Manusia mampu melihat dunia ini dengan perspektif yang amat beragam, dengan kemampuan nalarnya, manusia mampu melihat dunia sekelilingnya dengan mekanisme yang unik, bahkan multi dimensi. Hal itu dikarenakan manusia memiliki rasa ingin tahu yang amat besar. Awalnya, ras ingin tahu itu berkembang dengan cara yang amat sederhana ketika sesuatu kejadian terjadi manusia masih hanya mencoba memperhatikannya, tetapi lama kelamaan, manusia mengembangkan rasa ingin tahu dengan mencoba mencari jawaban dibalik kejadian tersebut. Demikianlah maka ilmu pengetahuan manusia semakin banyak dan semakin beragam. Dalam kehidupannya manusia memang selalu ingin menemukan jawaban. Proses perkembangan kemudian membawa manusia kedalam jawaban-jawaban yang sifatnya sederhana sampai kemudian yang rumit dan kompleks. Pencarian jawaban yang benar-benar kebeneran inilah yang menjadi hakikiat ilmu pengetahuan manusia.

4.      Pendekatan-Pendekatan Penelitian
A.    Penelitian kualitatif
1)      Pengertian Penelitian Kualitatif
Mengacu kepada Straus dan Corbin ( 1990) penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang di lakukan tidak menggunakan prosedur statistic atau kuantifikasi.[4] Dalam hal ini penelitian kulitatif adalah penelitian tentang kehidupan seseorang cerita, prilaku, dan juga tentang fungsi organisasi, gerakan social, atau hubungan timbal balik.
Faisal (1990) berpendapat bahwa dalam mempelajari prilaku manusia di perlukan penelitian mendalam sampai ke perilaku intinya (Inner behavior) secara holistic dan bertolak dari sudut pandang manusia prilaku manusia.
Aktivitas penelitian kualitatif yang dilaksanakan ini memiliki cirri cirri sebagai mana dikemukakan Beogedan dan Biglend (1982) yaitu :
1.      Latar alamiah sebagai sumber data
2.      Penelitian adalah instrument kunci
3.      Penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dari pada hasil
4.      Penelitian dengan pendekatan kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif
5.      Makna yang dimiliki pelaku yang mendasari tindakan tindakan mereka merupakan aspek esensial dalam penelitian kualitatif.[5]
Penelitian kualitatif mencakup berbagai jenis penelitian yang mempunyai karakteristik yang sama atau bersama. Para antropolog telah mengembangkan dan menggunakan pendekatan ini dalam bentuk metode etnografis dengan disiplin dan tata cara yang tertentu. Para antropolog dan sosiolog juga telah mengkombinasikan teknik- teknik survey dengan pendekatan – pendekatan naturalistik untuk mengembangkan pendekan observasi berperan serta ( Dimana subjek yang diteliti diperlukan sebagai peserta peneliti) dalam penelitian lapangan.[6]
Bogdan dan Tailor menjelaskan definisi metode kualitatif yaitu pendapat ini menegaskan bahwa metode penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata- kata yang diucapkan dan prilaku yang dapat diamati.
Penggunaan metode kualitatif memungkinkan seseorang untuk mengetahui kepribadian orang dan melihat orang sebagai mereka ,memahami dunianya. Apa yang diamati secara langsung tentang pengalaman meraka sehari haridengan masyarakatnya.[7] Penelitian kualitatif mempelajari orang orang dengan mendengarkan apa yang dikatakan, tentang diri mereka dan pengalamannya dari sudut pandang orang yang diteliti.
Kirk dan Miller mendefenisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.[8]
Jane Richie juga memberi defenisi yaitu penelitian kualitatif yang merupakan upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Pada defenisis ini dikemukakan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi dan persoalan tentang manusia yang diteliti.[9]
Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[10]
Dari beberapa uraian yang telah diungkapkan dapatlah ditarik sebuah kesimpulan bahwasanya penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi atau penggambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Setiap penelitian harus berujung opada sintesis pengetahuan yang membantu peneliti dan masyarakat pada umumnya menyelesaikan masalah, baik berupa pelurusan, konsep, saran tindakan, yang harus ditempuh, atau kebijan, atau pelurusan nilai – nilai yang diyakini masyarakat karena itu penelitian sebagai metode ilmiah adalah jawaban empiris terhadap masalah yang dihadapi dengan system, metode, prosedur, dan teknik tertentu.
2)      Kapan menggunakan Penelitian Kualitatif
a.       Bila masalah penelitian belum jelas, kondisi semacam ini cocok dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke objek.
b.      Untuk mencari makna dibalik data yang tampak.
c.       Untuk memahami interaksi social.
d.      Memahami perasaan orang.
e.       Untuk mengembangkan teori.
f.       Untuk memastikan kebenaran data.
g.      Meneliti sejarah perkembangan
3)      Fungsi dan pemanfaaatan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif dimanfaatkan untuk keperluan :
·         Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak difenisikan secara baik dan kurang difahami.
·         Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional
·         Untuk penelitian konsultatif
·         Memahami isu-isu rumit suatu proses
·         Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang
·         Untuk memahami isu-isu yang sensitive
·         Untuk keperluan evaluasi
·         Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti malalui penelitian kuantitatif
·         Digunakan untuk meneliti hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelititan
·         Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena yang sampai kini belum dapat diketahui
·         Digunakan untuk menemukan perspektif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui
·         Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam
·         Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar belakang misalnya tentang motivasi, peranaan, nilai, sikap dan persepsi.
·         Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan  hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan
·         Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya[11].

4)      Karakterisktik penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki cirri-ciri yang membedakannya dengan penelitian lainnya. Berikut adalah uraian yang merupakan hasil pengkajian dan sintesis dari pendapat Bogdan dan Biklen dengan Lincoln dan Guba :
·         Latar alamiah, penelitian kualitatif melakukan penelitian pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan. Hal ini dilakukan karena ontology alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
·         Manusia sebagai alat, dalam penelitian kualitatif peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkan dirinya terlebih dahulu sebagai yang lajim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada dilapangan.
·         Metode kualitatif, yaitu pengamatan, wawancara atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan motede kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan peneliti dengan responden. Ketiga, metode labih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
·         Analisis data secara induktif, alasannya. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan jamak sebagaimana yang terdapat dalam data.
·         Teori dari dasar, penelitian kualitatif lebih menghendaki arah bimbingan penyusunan teori substant
·         ive yang berasal dari data.
·         Deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka hal itu disebabkan penerapan metode kualitatif.
·         Lebih mementingkan  proses daripada hasil
·         Adanya batas yang ditentukan oleh focus, batas menentukan kenyataan jamak yang kemudian mempertajam focus, penerapan focus dapat lebih dekat dihubungkan oleh interaksi oleh peneliti dan focus.
·         Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, penelitian kualitatif mendefenisikan validitas, reabilitas, dan objektifitas dalam persi lain dengan yang lajim digunakan dalam penelitian klasik.
·         Desain yang bersifat sementara, dengan disesuaikan melalui kenyataan dilapangan.
·         Hasil penelitian dirundingkan dengan bersama.

B.     Penelitian Kuantitatif
1)      Pengertian Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Pengamatan kuantitatif  melibatkan pengukuran tingkatan suatu cirri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang  menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itupengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga, dan seterusnya. Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitian kuantitatif didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata, kuadrat, dan perhitungan statistic lainnya. Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas.[12]
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Dalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapangan. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati dan perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen pokok. Oleh karena hal itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas agar dapat melakukan wawancara secara langsung terhadap responden, menganalisis, dan mengkontruksikan obyek yang diteliti agar lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.
Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode penelitian. Metode ini  disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaedah-kaedah ilmiah yaitu konkrit atau empiris, objektiv, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.[13]
Format Penelitian Kuantitatif dalam ilmu social tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri.[14]
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
2)      Proses Penelitian Kuantitatif
Setiap penelitian berangkat dari masalah, namun masalah yang dibawa peneliti kuantitatif dan peneliti kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, maslaah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Rumusan masalah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pernyataan dengan pernyataan ini, maka akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut jawaban terhadap rumusan masalah yangbaru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil harus representative, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrument penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dalam peneltitian kuantitatif analisis data menggunakan statistic. Statistic yang digunakan berupa statistic parametris danstatistik non parametris. Peneliti menggunakan statistic imferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang diambil secara random.
Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik, garis, grafik batang, polygon, ogive, dan lain-lain. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam  dan interpretasi terhadap data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pembahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan mssalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Jadi kalau masalah ada lima maka kesimpulan juga ada lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran.  Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan.saran yang diberikan harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian. Jadi jangan membuat saran yang tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Apabila hipotesis penelitian yang diajukan tidak terbukti, maka perlu di cek apakah ada yangsalahdalam menggunakan teori, instrument, pengumpulan, analisis data, atau rumusan data yang diajukan.[15]
3)      Kapan menggunakan penelitian kuantitatif.
a.       Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
b.      Bila peneliti ingin mendapat informasi yang luas dari suatu populasi.
c.       Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
d.      Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian.
e.       Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.
f.       Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.[16]
4)      Fungsi penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmuilmu social, dari fisik dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini jugadigunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Sering juga dipergunakan dalam ilmu-ilmu social untuk membedakannya dengan penelitian kualitatif.

5)      Karakteristik Penelitian Kuantitatif
·         Dilihat dari desain
a.       Spesifik, jelas, rinci
b.      Ditentukan secara mantap sejak awal
c.       Menjadi pegangan langkah demi langkah
·         Dari segi tujuan
a.       Menunjukkan antara variabel
b.      Menguji teori
c.       Mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif
·         Dari segi teknik pengumpulan data
a.       Kuesioner
b.      Observasi dan wawancara tersturktur
·         Dari segi instrument penelitian
a.       Test, angket, wawancara terstruktur.
b.      Instrument yang telah standar
·         Dari segi data
a.       Kuantitatif
b.      Hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan menggunakan instrument
·         Dari segi sampel
a.       Besar
b.      Representative
c.       Sedapat mungkin random
d.      Ditentukan sejak awal
·         Dari segi analisis
a.       Setelah selesai pengumpulan data
b.      Deduktif
c.       Menggunakan statistic untuk menguji hipotesis
·         Dari segi hubungan dengan responden
a.       Dibuat berjarak bahkan sering tanpa kontak supaya objektif
b.      Kedudukan peneliti lebih tinggi dari pada responden
c.       Jangka pendek sampai hipotesis sampai hipotesis dapat dibuktikan
KESIMPULAN
Penelitian merupakan usaha sistematik dalam menjawab suatu permasalahan. Kegiatan penelitian dibidang pendidikan, social, ekonomi, politik dan keagamaan semakin berkembang secara intensif sesuai dengan kebutuhan informasi yang akurat, untuk dasar pembuatan keputusan atau kebijakan dalam semua masalah kehidupan, tak terkecuali pendidikan. Melakukan penelitian ilmiah adalah merupakan keterampilan yang menjadikan seorang calon sarjana memahami proses kerja ilmiah.
Dalam penelitian ilmiah dikenal dua bentuk penelitian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi atau penggambaran dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Metode penelitian kuantitatif  merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.









DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta. 2012. Raja Grafindo Persada

Moleong, Lexi J. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: 2014. Remaja Rosdakarya

Pathoni, Abdurrahmat. Metodologi penelitian dan teknik penyusunan skipsi. Jakarta. 2011. Rineka Cipta

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. 2010. Alfabeta

Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2009. Cipta Pustaka

Syahrum dan Salim. Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2007. Cipta Pustaka



[1] Abdurrahmat Pathoni. Metodologi penelitian dan teknik penyusunan skipsi. Jakarta. 2011. Rineka Cipta. Hlm. 83
[2] Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2009. Cipta Pustaka. Hlm. 2-3
[3] Syahrum dan Salim. Ibid. Hlm. 3-4

[4] Syahrum dan Salim. Syahrum dan Salim. Metodologi penelitian kuantitatif. Bandung: 2007. Cipta Pustaka. Hlm.41
[5] Syahrum dan Salim. (2009)Op.Cit. Hlm. 44-45

[6] Syahrum dan Salim. Ibid . Hlm. 45

[7] Syahrum dan Salim. Ibid. Hlm. 46

[8] Lexi J. Moleong. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: 2014. Remaja Rosdakarya. Hlm. 4

[9] Lexi J. Moleong. Ibid. Hlm 6
[10] Lexi J. Moleong. Ibid. Hlm. 6
[11] Lexi J. Moleong. Ibid.  Hlm : 7
[12] Lexi J. Moleong. Ibid. Hlm. 3
[13] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. 2010. Alfabeta. Hlm. 9

[14]  Kunandar. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta. 2012. Raja Grafindo Persada. Hlm. 36
[15] Sugiyono. Ibid. Hlm. 30-32

[16] Sugiyono, Ibid. Hlm. 23

0 komentar:

Posting Komentar

 
;