MENOPAUSE
BAB 1
PENDAHULUAN
Kecemasan yang timbul sering
dihubungkan dengan adanya kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat enopaus,
artinya ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah mendapat
semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi banyak juga wanita mengalami
menopause namun tidak mengalami perubahan yang tidak berarti dalam
kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang
dialami oleh seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi,
dimana ada remaja yang cemas, ada yang kawatir, namun juga yang biasa-biasa
saja sehingga tidak menimbulkan gejolak. Menopause adalah berhentinya
menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol,
berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun (Manuaba, 1999:190).
Menopause adalah waktu dari
kehidupan seorang wanita saat masa haidnya berakhir. Menopause adalah saat
terjadinya haid terakhir pada seorang wanita, dimana sekurang-kurangnya telah
satu tahun tidak mengalami haid atau menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Menopause
1.
Definisi
Menopause adalah tidak terjadinya
periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel
telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir
diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid).
Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke
masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43–57 tahun namun
tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki
masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang
wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
Stadium
Menopause
Menopause prematur (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah
menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun
mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu,
menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi
pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini.
Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan
indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur
masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi
dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi
(mengeluarkan sel telur). Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala
yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di
seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi,
kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita
yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari
mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka
kejadian osteoporosis dan patah tulang
Perimenopause
Perimenopause adalah masa dimana
kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2 –
8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada
cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini
merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa
reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan
dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormone androgen. Apabila
seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause,
meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
Gejala-gejala
perimenopause diantaranya adalah :
Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang,
lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
Hot flashes
Keringat malam
Kekeringan pada vagina
Gangguan tidur
Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
Nyeri ketika bersanggama
Infeksi saluran kemih
Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
Tidak berminat pada hubungan seksual
Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada
tahapan perimenopause meskipun
wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis
rendah pil kontrasepsi
mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma
premenstruasi.
Pada seseorang yang manopuse terjadi
perubahan yang normal, pada kehidupan seorang wanita ketika periode
menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia
tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada
penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya
terjadi pada usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan
mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah
berbagai gejala.
Gejala-gejala
yang normal dialami pada masa menopause dan cara menanganinya adalah :
Hot flashes
Hot flashes umum terjadi pada wanita
menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti
dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan-makanan atau
minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan
terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan
kecemasan dapat
menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat
antidepresi atau terapi hormonal.
Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan
vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastic berkaitan
dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada
vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas
vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan
mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim
estrogen segera pergi ke dokter
Gangguan
tidur
Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari
berolahraga dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam
jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu kamar tidur
tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk tidur dan bangun pada
waktu yang sama setiap harinya. Dapat dilakukan latihan relaksasi seperti
meditasi sebelum tidur
Gangguan daya
ingat
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu
Perubahan
mood
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu
Penurunan keinginan berhubungan
seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya
adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan
kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan
sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian
pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah
seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.
Gangguan
berkemih
Kadar estrogen yang rendah
menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat
penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air
seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar
kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel.
Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup
vagina atau membuka anus (dubur). Tahan
kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa
detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan
total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki control kandung kemih
Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah
menopause menjadi berubah, lemak tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian
pinggang dan perut. Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput
dan jerawat. Sejak menopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria
testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan
rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung, dada, atau perut.
Postmenopause
Postmenopause adalah masa dimana
seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan
rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung
Dua gangguan kesehatan yang dapat terjadi setelah menopause adalah
:
Osteoporosis.
Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung
telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada
masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkan tulang
menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini
disebut osteoporosis. Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan
terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan
meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya
hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur,
dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang
adekuat. Obat-obatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan
meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda
Penyakit jantung.
Perubahan
kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang
mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah.
Terapi
Menopause sendiri adalah bagian yang
normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang
perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari
menopause mengganggu atau bertambah parah.
Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup dapat
mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat
tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah :
·
Nutrisi
yang cukup atau peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat
pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan
rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum
sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau
tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya
hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti
·
Olahraga
teratur dan aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan,
memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan
cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat
menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30
menit per hari
·
Mengurangi
stress dan berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi
atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala
yang dialami pada periodeperalihan
Hormonal
Selama fase
perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi
untuk mengurangi gejala yang terjadi. Ketika masuk ke dalam fase menopause,
apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk
terapi hormonal menggunakan hormon estrogen
dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen
bila sudah tidak memiliki rahim. Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala
yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang. Terapi hormonal
tersedia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya adalah tablet atau patch yang
ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal
lokal (vagina). Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone
saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal
efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina.
Bagaimanapun juga, terapi hormonal tidak dapat memperbaiki mood maupun gangguan
tidur dalam waktu singkat apabila sumber masalahnya tidak diatasi terlebih
dahulu. Terapi hormonal dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk
mengurangi hot flashes. Terapi hormonal diketahui dapat meningkatkan risiko
kanker payudara. Risiko tersebut meningkat dengan semakin lama pemakaian Hormon
Replacement Therapy (HRT) dan dapat dideteksi dalam 1 –2 tahun pemakaian terapi
hormonal. Risiko tersebut menurun ketika terapi hormonal dihentikan dan
membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk penurunan risiko kembali seperti
semula. Terapi hormonal kombinasi juga dikatakan dapat meningkatkan risiko
serangan jantung dan stroke. Terapi hormonal dengan menggunakan estrogen saja
berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium. Wanita yang tidak
disarankan untuk terapi hormonal adalah wanita yang:
Memiliki masalah dengan perdarahan vagina
Memiliki kanker (payudara atau rahim)
Riwayat stroke atau serangan jantung
Riwayat penggumpalan darah
Memiliki sakit liver (sakit hati)
Efek samping dari terapi hormonal adalah :
Pendarahan vagina
Rasa penuh di perut
Nyeri , keras, dan pembesaran pada payudara
Sakit kepala
Perubahan mood
Mual
2.
Ciri-ciri Responden
Responden yang sudah manapouse bisa dilihat atau ditandai dengan:
a.
Dasar
panggul kekuatan dan elastisitasnya menghilang sehingga alat kelamin bagian
dalam menurun.
b.
Anus
Tonus sfingter melemah dan menghilang sering terjadi inkontinensia alvi.
c.
Vesika
urinaria Sfingter melemah dan menghilang
d.
Kelenjar
payudara Puting susu mengecil, kurang
erektil, mamae kendor dan mendatar.
e.
Perubahan
pada elektro genetal.
-
Adipositas
Penyebaran lemak di tungkai, pinggul, perut bagian bawah dan lengan atas.
-
Hipertensi
Banyak terjadi pada usia 45-70 tahun.
-
Hiperkolesterolemi
Merupakan faktor utama penyebab arteriosklerosis.
-
Arteriosklerosis
Yaitu pengapuran dinding pembuluh darah.
-
Osteoporosis
Proses pematangan sel tulang terhambat, kadar mineral tulang rendah sehingga
tulang mudah patah.
3.
Hasil Wawancara terhadap Responden
1.
Berapa
usia anda saat ini?
Usia responden saat ini adalah 51 tahun
2.
Jadi,
apa kegiatan yang ibu lakukan saat ini, untuk mengisi hari-hari ibu?
Saat ini, saya
bekerja sebagai ibu rumah tangga, melakukan pekerjaan sehari-hari seperti
biasanya.
3.
Sejauh
ini, apakah ibu sudah mengetahui mengenai menopause?
Selama ini, saya
sudah mengetahui mengenai menopause, namun menurut sepengetahuan saya menopause
itu sudah tidak mengalami menstruasi lagi, selebihnya saya tidak tahu mengenai
hal itu.
4.
Jadi
apakah diusia saat ini ibu masih mengalami menstruasi?
Sejak saya
berusia 46 tahun saya sudah tidak mengalami menstruasi, namun 1 tahun sebelum
menstruasi itu berakhir, siklus menstruasi saya tidak teratur kadang dialami 1
bulan 2 kali ataupun lebih, namun tidak selancar seperti biasanya. Ketika
menstruasi saya tidak normal, maka 1 tahun lebih baru saya tidak menstruasi
secara berkelanjutan.
5.
Jadi,
apa yang ibu rasakan dengan keadaan sekarang ini?
Saya merasakan
perubahan yang sangat jauh berbeda dari sebelum menopause, karena ketika sudah
menopause ini saya cenderung emosian, gampang marah dan kurang merasa puas
dengan keadaan sekaran ini, cepat tersinggung, gampang lupa. Jadi, kalau
anak-anak saya buat kesalahan, saya
langsung marah dan mudah tersinggung. Begitu pun kalau suami buat saya jengkel,
saya langsung emosi.
6.
Apakah
ada tanda-tanda yang ibu alami ketika akan mengalami menopause tersebut?
Sebelum saya
benar-benar tidak menstruasi, saya mengalami sakit dan nyeri pada vagina,
kemudian susah tidur, kemudian bawaannya mau buang air kecil saja. Rasanya
tubuh ini panas, terutama dibagian-bagian
leher atau tenggorokan.
7.
Apakah
ada gejala yang ibu rasakan ketika sudah mengalami menopause?
Jadi, pada usia
saya 46 tahun, terjadi menstruasi yang tidak lancar, nah setelah nasuk pada
usia 48 tahun, saya mengalami menstruasi yang tidak normal lagi, terkadang 1
bulan bisa 2 kali, kemudian kadang tidak menstruasi dalam 1 bulan itu, sesudah
1 tahun 2 bulan saya tidak menstruasi lagi, baru disitu saya merasa bertambah banyak penyakit yang dimiliki. Ada
saja penyakit datang sesudah menopause ini.
8.
Apakah
kesehatan ibu semakin membaik atau menurun dengan keadaan ibu sekarang yang
sudah tidak mengalami menstruasi lagi?
Saya kurang
sehat bahkan kesehatan saya drastis menurun,, mungkin dulu saya kurang
mengkonsumsi makanan-makanan sehat.
9.
Bagaimana
suami ibu menanggapi keadaan ibu sekarang ini?
Kalau suami
saya sudah mengetahui ini, dan dia maklum kok, tetapi ada kalanya suami saya
tidak mau mengerti keadaan saya yang sudah tidak sehat seperti dulu lagi. Jadi,
terkadang kami sering berselisih paham, karena kata suami saya, saya semakin
cerewet dan kurang memperdulikan dia.
10.
Bagaimana
hubungan ibu dengan suami setelah mengalami menopause?
Kalau hubungan
saya dan suami tetap harmonis, tapi dalam hubungan seksualitas, kami tidak
melakukan sesering sebelum menepouse. Jadi, setelah saya menopause kami
mengalami penurunan dalam melakukan hubungan intim tersebut dan suami pun
terkadang memaklumi itu. karena kalau kami melakukan hubungan suami istri, saya
merasa ngilu dan sakit pada bagian vagina, mungkin karena sudah tua itu, jadi semua
bagian tubuh pun sudah mengendur, tidak sekencang sewaktu muda dulu.
11.
Dibandingkan
dengan sebelum menopause, ada tidak perubahan emosi yang ibu alami saat ini?
Ya kalau emosi
jangan ditanyak lagi, makin cepat marah saya, jangan ada sedikit kesalahan,
bawaannya mau ngomel aja.
12.
Jadi
bu, bagaimana anak-anak ibu melihat kondisi ibu saat ini?
Kalau anak-anak
saya lebih perhatian ya dengan saya, tapi semakin saya tua, mereka sudah masing-masing
dengan kehidupannya, sehingga saya merasa kesepian juga. Walaupun anak-anak
seminggu sekali datang menjenguk. Mungkin mereka sadar ya, kalau ibu nya sudah
semakin tua dan banyak penyakitnya.
13.
Apa
yang ibu lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh ibu, pasca menopause? Dan Sejauh
manakah pencegahan anda untuk menghindari dampak dari menopause ini?
Untuk menjaga
kesehatan, saya makan-makanan yang memang baik untuk saya, lebih banyak
mengkonsumsi sayuran, makan tahu dan tempe, dan saya sebisa mungkin menghindari
makanan yang instan.
BAB III
KESIMPULAN
Jika keluarga memberikan dampak yang
berarti pada wanita manapouse, sebab bila sosial ekonomi rendah dapat berakibat
rendahnya kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi. Keadaan ini
mengakibatkan gizi jelek pada keluarga khususnya Meningkatnya tanggung jawab
keluarga disertai dengan berkurangnya prospek ekonomi, mengakibatkan wanita
harus melakukan tindakan untuk mendukung mereka dan keluarga. Meningkatnya
tanggung jawab sebagai dampak rendahnya sosial ekonomi, mengakibatkan wanita
harus melakukan aktifitas untuk mendukung ekonomi keluarga. diperkirakan lebih
dari seperempat sampai sepertiga rumah tangga di dunia, wanitanya harus ikut
bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Hal ini berdampak terhadap penundaan
pemenuhan beberapa kebutuhan untuk memelihara kesehatan karena harus
memprioritaskan terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih penting.
Banyak wanita yang berpendapat bahwa
hubungan seksual tidak mungkin dilakukan lagi pada masa menopause. Pendapat
seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan
meskipun berusia lanjut. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan
mudah cidera sehingga terasa sakit saat senggama. Rasa sakit ini sementara akan
hilang hanya dengan pemberian hormone berupa tablet estrogen maupun berupa krim
vagina. Kaitan antara menopause dengan hubungan seksual tidaklah jelas. Ada
wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasakan kehidupan seksual, mereka
seposesif seperti semasa manopause. Tetapi banyak juga yang mengatakan bahwa
semua itu berkaitan dengan hubungan mereka dengan suaminya ketimbang dengan
menopause. Oleh karena itu tidak salah bila wanita menopause memerlukan bantuan
salah satunya yaitu memutar film erotik yang dapat membangkitkan fantasi
seksual. Akan sangat keliru bila menyalahkan tindakan mi sebagai tidak tahu
diri “sudah tua kok memutar film seperti itu”. Untuk menghindari cemoohan
masyarakat sebaiknya memutar film dilakukan didalam kamar tersendiri dan hanya
ditonton berdua saja dengan suami.
Jadi, pada wanita yang mengalami
menopause ini, perkembangan fisik, emosi, sosial dan seksual mereka juga ikut
terganggu. Sebab semakin tua usia seorang wanita yang mengalami menopause ini,
semakin banyak penyakit yang dideritanya seperti penyakit diabetes, jantung,
dan itu disebabkan karena akibat dari menopause mulai dari gangguan fisiknya,
yang mana wanita menopause fisiknya menurun disebabkan sering susah tidur,
terjadi osteoporosis atau perapuhan tulang, kulit mulai keriput dan mengendur.
Sementara pada perkembangan emosinya, wanita yang menopause, sering mengalami
marah yang berlebihan, dan mudah tersinggung jika melihat suatu kesalahan yang
tidak diinginkannya. Pada perkembangan sosialnya, wanita yang menopause ini
merasa kesepian, sebab ia menginginkan perhatian lebih dari keluarganya, ketika
keluarganya kurang memberikan perhatian maka ia berada pada titik jenuh.
Sementara itu pada perkembangan seksual nya, wanita menopause mengalami penurunan
pada hubungan suami istri, sebab ia tidak mampu untuk melayani suami seperti
sedia kala dimasa mudanya.
0 komentar:
Posting Komentar