Kamis, 01 Mei 2014

Menopause



MENOPAUSE
 
BAB 1
PENDAHULUAN
Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekawatiran pada ibu-ibu menopause yang bersifat enopaus, artinya ada orang yang kembali cemas dan dapat kembali tenang, setelah mendapat semangat atau dukungan dari orang sekitarnya. Akan tetapi banyak juga wanita mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan yang tidak berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama saja dengan pubertas yang dialami oleh seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang kawatir, namun juga yang biasa-biasa saja sehingga tidak menimbulkan gejolak. Menopause adalah berhentinya menstruasi, perubahan dan keluhan psikologis dan fisik makin menonjol, berlangsung sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60 tahun (Manuaba, 1999:190).
Menopause adalah waktu dari kehidupan seorang wanita saat masa haidnya berakhir. Menopause adalah saat terjadinya haid terakhir pada seorang wanita, dimana sekurang-kurangnya telah satu tahun tidak mengalami haid atau menstruasi.








BAB II
PEMBAHASAN
Menopause
1.      Definisi
Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43–57 tahun namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
Stadium Menopause
Menopause prematur (menopause dini)
Kegagalan ovarium prematur adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Penyebabnya tidak diketahui namun mungkin berkaitan dengan penyakit autoimun atau faktor keturunan. Selain itu, menopause dini dapat terjadi karena obat-obatan atau operasi. Operasi pengangkatan indung telur (oophorectomy) akan mengakibatkan menopause dini. Apabila dilakukan operasi pengangkatan rahim (histerektomi) tanpa pengangkatan indung telur maka gejala menopause dini tidak akan terjadi karena indung telur masih mampu menghasilkan hormon. Selain itu, terapi radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan menopause bila diberikan pada wanita yang masih berovulasi (mengeluarkan sel telur). Wanita yang mengalami menopause dini memiliki gejala yang sama dengan menopause pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat di seluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keinginan berhubungan seksual. Wanita yang mengalami menopause dini memiliki kejadian keropos tulang lebih besar dari mereka yang mengalami menopause lebih lama. Kejadian ini meningkatkan angka kejadian osteoporosis dan patah tulang
Perimenopause
Perimenopause adalah masa dimana kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2 – 8 tahun. Ditambah dengan 1 tahun setelah periode terakhir menstruasi. Tidak ada cara untuk mengukur berapa lama perimenopause ini akan terjadi. Stadium ini merupakan bagian dari kehidupan seorang wanita yang menandakan akhir dari masa reproduksi. Penurunan fungsi indung telur selama masa perimenopause berkaitan dengan penurunan hormon estradiol dan produksi hormone androgen. Apabila seorang wanita masih mengalami periode menstruasi pada masa perimenopause, meskipun tidak teratur, dia dapat tetap hamil.
Gejala-gejala perimenopause diantaranya adalah :
 Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
 Hot flashes
 Keringat malam
 Kekeringan pada vagina
 Gangguan tidur
 Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
 Nyeri ketika bersanggama
 Infeksi saluran kemih
 Inkontinensia urin (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
 Tidak berminat pada hubungan seksual
 Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
 Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
Kontrasepsi oral (pil) sering digunakan untuk pengobatan pada tahapan perimenopause meskipun
wanita tersebut tidak memerlukannya untuk tujuan kontrasepsi. Dosis rendah pil kontrasepsi
mengurangi gejala hot flashes, kekeringan pada vagina, dan sindroma premenstruasi.
Pada seseorang yang manopuse terjadi perubahan yang normal, pada kehidupan seorang wanita ketika periode menstruasinya berhenti. Seorang wanita sudah mencapai menopause apabila dia tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara berurutan, dan tidak ada penyebab lain untuk perubahan yang terjadi. Selama menopause, yang umumnya terjadi pada usia 45 – 55 tahun, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.
Gejala-gejala yang normal dialami pada masa menopause dan cara menanganinya adalah :
Hot flashes
Hot flashes umum terjadi pada wanita menopause, berlangsung selama 30 detik sampai beberapa menit, dan kadang diikuti dengan berkeringat terutama malam hari. Lingkungan panas, makan-makanan atau minuman panas atau makanan pedas, alkohol, kafein, dan stress dapat menyebabkan terjadinya hot flashes. Modifikasi gaya hidup, olahraga teratur, dan meredakan kecemasan dapat
menurunkan gejala ini. Hubungi dokter bila memerlukan obat-obat antidepresi atau terapi hormonal.
Kekeringan pada vagina
Gejala pada vagina dikarenakan vagina yang menjadi lebih tipis, lebih kering, dan kurang elastic berkaitan dengan turunnya kadar hormon estrogen. Gejalanya adalah kering dan gatal pada vagina atau iritasi dan atau nyeri saat bersenggama. Dapat menggunakan pelumas vagina yang dijual bebas atau krim pengganti estrogen yang digunakan dengan mengusapkannya pada vagina. Apabila terjadi perdarahan setelah menggunakan krim estrogen segera pergi ke dokter


 Gangguan tidur
Lakukan latihan fisik sekitar 30 menit per hari tapi hindari berolahraga dekat dengan waktu tidur. Hindari alkohol, kafein, makan dalam jumlah besar, dan bekerja tepat sebelum waktu tidur. Usahakan suhu kamar tidur tidak terlalu panas. Hindari tidur siang dan coba untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap harinya. Dapat dilakukan latihan relaksasi seperti meditasi sebelum tidur
 Gangguan daya ingat
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan tetap aktif selalu
 Perubahan mood
Tidur dalam jumlah yang cukup dan usahakan aktif selalu
Penurunan keinginan berhubungan seksual
Pada beberapa kasus penyebabnya adalah faktor emosi. Selain itu, penurunan kadar estrogen menyebabkan kekeringan pada vagina sehingga berhubungan seksual menjadi tidak nyaman dan sakit. Konsumsi hormon androgen dapat meningkatkan gairah seksual dan pemakaian pelumas dapat mengurangi nyeri. Beberapa wanita mengalami perubahan gairah seksual akibat rasa rendah diri karena perubahan pada tubuhnya.
 Gangguan berkemih
Kadar estrogen yang rendah menyebabkan penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat penurunan kontrol dari kandung kemih atau mudahnya terjadinya kebocoran air seni (apabila batuk, bersin, atau tertawa) akibat lemahnya otot di sekitar kandung kemih. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih. Hal tersebut diatasi dengan latihan panggul (pelvic floor exercise) atau Kegel. Kontraksikan otot panggul seperti ketika sedang mengencangkan atau menutup vagina atau membuka anus (dubur). Tahan
kontraksi dalam 3 hitungan kemudian relaksasikan. Tunggu beberapa detik dan ulangi lagi. Lakukan latihan ini beberapa kali dalam sehari (dengan total 50 kali per hari) maka dapat memperbaiki control kandung kemih
 Perubahan fisik lainnya
Distribusi lemak tubuh setelah menopause menjadi berubah, lemak tubuh pada umumnya terdeposit pada bagian pinggang dan perut. Selain itu terjadi perubahan di tekstur kulit yaitu keriput dan jerawat. Sejak menopause, badan wanita menghasilkan sedikit hormon pria testosteron yang mengakibatkan beberapa wanita dapat mengalami pertumbuhan rambut pada bagian dagu, bagian bawah dari hidung, dada, atau perut.
 Postmenopause
Postmenopause adalah masa dimana seorang wanita sudah mencapai menopause. Pada tahapan ini seorang wanita akan rentan terhadap osteoporosis dan penyakit jantung

Dua gangguan kesehatan yang dapat terjadi setelah menopause adalah :
 Osteoporosis.
 Hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur membantu mengontrol regenerasi (pertumbuhan dan perbaikan) tulang. Pada masa menopause, hormon estrogen menurun produksinya sehingga menyebabkan tulang menjadi mudah keropos. Tulang menjadi lemah dan mudah patah. Kondisi ini disebut osteoporosis. Tatalaksana dari osteoporosis adalah pencegahan terjadinya patah tulang dengan cara memperlambat hilangnya sel-sel tulang dan meningkatkan densitas serta kekuatan tulang. Diantaranya adalah perubahan gaya hidup termasuk berhenti merokok, minum minuman alkohol, berolahraga teratur, dan mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang dengan kalsium dan vitamin D yang adekuat. Obat-obatan yang dapat menghentikan kehilangan sel-sel tulang dan meningkatkan kekuatan tulang dapat didiskusikan dengan dokter anda
 Penyakit jantung.
            Perubahan kadar estrogen dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan berat badan yang mengakibatkan peningkatan risiko untuk penyakit jantung dan pembuluh darah.
Terapi
Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah.
 Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi dan membuat tubuh terasa lebih sehat. Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah :
·         Nutrisi yang cukup atau peningkatan risiko osteoporosis dan penyakit jantung meningkat pada saat menopause, karena itu diet yang sehat dengan mengkonsumsi makanan rendah lemak dan kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, dan roti gandum sangat dianjurkan. Tambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium atau tambahkan suplemen kalsium. Hindari alcohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes. Bila merokok, usahakan untuk berhenti
·         Olahraga teratur dan aktivitas fisik yang teratur membantu untuk menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang. Cobalah berolahraga dengan intensitas sedang sekitar 30 menit per hari
·         Mengurangi stress dan berlatihlah secara teratur cara untuk mengurangi stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaksasi dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periodeperalihan
Hormonal
Selama fase perimenopause, beberapa dokter menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi. Ketika masuk ke dalam fase menopause, apabila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu maka dapat disarankan untuk terapi hormonal menggunakan hormon estrogen
dan progesterone bila masih memiliki rahim atau hormone estrogen bila sudah tidak memiliki rahim. Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang. Terapi hormonal tersedia dalam berbagai macam bentuk, diantaranya adalah tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal lokal (vagina). Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina. Bagaimanapun juga, terapi hormonal tidak dapat memperbaiki mood maupun gangguan tidur dalam waktu singkat apabila sumber masalahnya tidak diatasi terlebih dahulu. Terapi hormonal dilakukan dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun untuk mengurangi hot flashes. Terapi hormonal diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Risiko tersebut meningkat dengan semakin lama pemakaian Hormon Replacement Therapy (HRT) dan dapat dideteksi dalam 1 –2 tahun pemakaian terapi hormonal. Risiko tersebut menurun ketika terapi hormonal dihentikan dan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk penurunan risiko kembali seperti semula. Terapi hormonal kombinasi juga dikatakan dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke. Terapi hormonal dengan menggunakan estrogen saja berkaitan dengan peningkatan risiko kanker endometrium. Wanita yang tidak disarankan untuk terapi hormonal adalah wanita yang:
 Memiliki masalah dengan perdarahan vagina
 Memiliki kanker (payudara atau rahim)
 Riwayat stroke atau serangan jantung
 Riwayat penggumpalan darah
 Memiliki sakit liver (sakit hati)

Efek samping dari terapi hormonal adalah :
 Pendarahan vagina
 Rasa penuh di perut
 Nyeri , keras, dan pembesaran pada payudara
 Sakit kepala
 Perubahan mood
 Mual
2.        Ciri-ciri Responden
Responden yang sudah manapouse bisa dilihat atau ditandai dengan:
a.         Dasar panggul kekuatan dan elastisitasnya menghilang sehingga alat kelamin bagian dalam menurun.
b.        Anus Tonus sfingter melemah dan menghilang sering terjadi inkontinensia alvi.
c.         Vesika urinaria Sfingter melemah dan menghilang
d.        Kelenjar  payudara Puting susu mengecil, kurang erektil, mamae kendor dan mendatar.
e.         Perubahan pada elektro genetal.
-        Adipositas Penyebaran lemak di tungkai, pinggul, perut bagian bawah dan lengan atas.  
-        Hipertensi Banyak terjadi pada usia 45-70 tahun.
-        Hiperkolesterolemi Merupakan faktor utama penyebab arteriosklerosis.
-        Arteriosklerosis Yaitu pengapuran dinding pembuluh darah.
-        Osteoporosis Proses pematangan sel tulang terhambat, kadar mineral tulang rendah sehingga tulang mudah patah.

3.      Hasil Wawancara terhadap Responden
1.      Berapa usia anda saat ini?
Usia responden saat ini adalah 51 tahun
2.      Jadi, apa kegiatan yang ibu lakukan saat ini, untuk mengisi hari-hari ibu?
Saat ini, saya bekerja sebagai ibu rumah tangga, melakukan pekerjaan sehari-hari seperti biasanya.

3.      Sejauh ini, apakah ibu sudah mengetahui mengenai menopause?
Selama ini, saya sudah mengetahui mengenai menopause, namun menurut sepengetahuan saya menopause itu sudah tidak mengalami menstruasi lagi, selebihnya saya tidak tahu mengenai hal itu.
4.      Jadi apakah diusia saat ini ibu masih mengalami menstruasi?
Sejak saya berusia 46 tahun saya sudah tidak mengalami menstruasi, namun 1 tahun sebelum menstruasi itu berakhir, siklus menstruasi saya tidak teratur kadang dialami 1 bulan 2 kali ataupun lebih, namun tidak selancar seperti biasanya. Ketika menstruasi saya tidak normal, maka 1 tahun lebih baru saya tidak menstruasi secara berkelanjutan.
5.      Jadi, apa yang ibu rasakan dengan keadaan sekarang ini?
Saya merasakan perubahan yang sangat jauh berbeda dari sebelum menopause, karena ketika sudah menopause ini saya cenderung emosian, gampang marah dan kurang merasa puas dengan keadaan sekaran ini, cepat tersinggung, gampang lupa. Jadi, kalau anak-anak saya  buat kesalahan, saya langsung marah dan mudah tersinggung. Begitu pun kalau suami buat saya jengkel, saya langsung emosi.
6.      Apakah ada tanda-tanda yang ibu alami ketika akan mengalami menopause tersebut?
Sebelum saya benar-benar tidak menstruasi, saya mengalami sakit dan nyeri pada vagina, kemudian susah tidur, kemudian bawaannya mau buang air kecil saja. Rasanya tubuh ini panas, terutama dibagian-bagian  leher atau tenggorokan.
7.      Apakah ada gejala yang ibu rasakan ketika sudah mengalami menopause?
Jadi, pada usia saya 46 tahun, terjadi menstruasi yang tidak lancar, nah setelah nasuk pada usia 48 tahun, saya mengalami menstruasi yang tidak normal lagi, terkadang 1 bulan bisa 2 kali, kemudian kadang tidak menstruasi dalam 1 bulan itu, sesudah 1 tahun 2 bulan saya tidak menstruasi lagi, baru disitu saya merasa  bertambah banyak penyakit yang dimiliki. Ada saja penyakit datang sesudah menopause ini.
8.      Apakah kesehatan ibu semakin membaik atau menurun dengan keadaan ibu sekarang yang sudah tidak mengalami menstruasi lagi?
Saya kurang sehat bahkan kesehatan saya drastis menurun,, mungkin dulu saya kurang mengkonsumsi makanan-makanan sehat.
9.      Bagaimana suami ibu menanggapi keadaan ibu sekarang ini?
Kalau suami saya sudah mengetahui ini, dan dia maklum kok, tetapi ada kalanya suami saya tidak mau mengerti keadaan saya yang sudah tidak sehat seperti dulu lagi. Jadi, terkadang kami sering berselisih paham, karena kata suami saya, saya semakin cerewet dan kurang memperdulikan dia.
10.  Bagaimana hubungan ibu dengan suami setelah mengalami menopause?
Kalau hubungan saya dan suami tetap harmonis, tapi dalam hubungan seksualitas, kami tidak melakukan sesering sebelum menepouse. Jadi, setelah saya menopause kami mengalami penurunan dalam melakukan hubungan intim tersebut dan suami pun terkadang memaklumi itu. karena kalau kami melakukan hubungan suami istri, saya merasa ngilu dan sakit pada bagian vagina, mungkin karena sudah tua itu, jadi semua bagian tubuh pun sudah mengendur, tidak sekencang sewaktu muda dulu.
11.  Dibandingkan dengan sebelum menopause, ada tidak perubahan emosi yang ibu alami saat ini?
Ya kalau emosi jangan ditanyak lagi, makin cepat marah saya, jangan ada sedikit kesalahan, bawaannya mau ngomel aja.


12.  Jadi bu, bagaimana anak-anak ibu melihat kondisi ibu saat ini?
Kalau anak-anak saya lebih perhatian ya dengan saya, tapi semakin saya tua, mereka sudah masing-masing dengan kehidupannya, sehingga saya merasa kesepian juga. Walaupun anak-anak seminggu sekali datang menjenguk. Mungkin mereka sadar ya, kalau ibu nya sudah semakin tua dan banyak penyakitnya.
13.  Apa yang ibu lakukan untuk menjaga kesehatan tubuh ibu, pasca menopause? Dan Sejauh manakah pencegahan anda untuk menghindari dampak dari menopause ini?
Untuk menjaga kesehatan, saya makan-makanan yang memang baik untuk saya, lebih banyak mengkonsumsi sayuran, makan tahu dan tempe, dan saya sebisa mungkin menghindari makanan yang instan.












BAB III
KESIMPULAN
Jika keluarga memberikan dampak yang berarti pada wanita manapouse, sebab bila sosial ekonomi rendah dapat berakibat rendahnya kemampuan keluarga untuk menyediakan makanan yang bergizi. Keadaan ini mengakibatkan gizi jelek pada keluarga khususnya Meningkatnya tanggung jawab keluarga disertai dengan berkurangnya prospek ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan tindakan untuk mendukung mereka dan keluarga. Meningkatnya tanggung jawab sebagai dampak rendahnya sosial ekonomi, mengakibatkan wanita harus melakukan aktifitas untuk mendukung ekonomi keluarga. diperkirakan lebih dari seperempat sampai sepertiga rumah tangga di dunia, wanitanya harus ikut bekerja untuk menopang ekonomi keluarga. Hal ini berdampak terhadap penundaan pemenuhan beberapa kebutuhan untuk memelihara kesehatan karena harus memprioritaskan terhadap pemenuhan kebutuhan keluarga yang lebih penting.
Banyak wanita yang berpendapat bahwa hubungan seksual tidak mungkin dilakukan lagi pada masa menopause. Pendapat seperti ini tidak dapat dibenarkan lagi. Hubungan seks tetap dapat dilakukan meskipun berusia lanjut. Akibat kekurangan estrogen, vagina menjadi kering dan mudah cidera sehingga terasa sakit saat senggama. Rasa sakit ini sementara akan hilang hanya dengan pemberian hormone berupa tablet estrogen maupun berupa krim vagina. Kaitan antara menopause dengan hubungan seksual tidaklah jelas. Ada wanita yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah merasakan kehidupan seksual, mereka seposesif seperti semasa manopause. Tetapi banyak juga yang mengatakan bahwa semua itu berkaitan dengan hubungan mereka dengan suaminya ketimbang dengan menopause. Oleh karena itu tidak salah bila wanita menopause memerlukan bantuan salah satunya yaitu memutar film erotik yang dapat membangkitkan fantasi seksual. Akan sangat keliru bila menyalahkan tindakan mi sebagai tidak tahu diri “sudah tua kok memutar film seperti itu”. Untuk menghindari cemoohan masyarakat sebaiknya memutar film dilakukan didalam kamar tersendiri dan hanya ditonton berdua saja dengan suami.
Jadi, pada wanita yang mengalami menopause ini, perkembangan fisik, emosi, sosial dan seksual mereka juga ikut terganggu. Sebab semakin tua usia seorang wanita yang mengalami menopause ini, semakin banyak penyakit yang dideritanya seperti penyakit diabetes, jantung, dan itu disebabkan karena akibat dari menopause mulai dari gangguan fisiknya, yang mana wanita menopause fisiknya menurun disebabkan sering susah tidur, terjadi osteoporosis atau perapuhan tulang, kulit mulai keriput dan mengendur. Sementara pada perkembangan emosinya, wanita yang menopause, sering mengalami marah yang berlebihan, dan mudah tersinggung jika melihat suatu kesalahan yang tidak diinginkannya. Pada perkembangan sosialnya, wanita yang menopause ini merasa kesepian, sebab ia menginginkan perhatian lebih dari keluarganya, ketika keluarganya kurang memberikan perhatian maka ia berada pada titik jenuh. Sementara itu pada perkembangan seksual nya, wanita menopause mengalami penurunan pada hubungan suami istri, sebab ia tidak mampu untuk melayani suami seperti sedia kala dimasa mudanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
;