Kamis, 05 Desember 2013

Strateg Pembelajaran Kooperatif


MAKALAH SRATEGI PEMBELAJARAN
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
                                                





DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
ADRI HERMAWAN
M. FAHMI BANDOL. NST
KHAIRUL AKBAR
HABIBURRAHMAN
NAMIRA
RAHMI FAUZIAH
NUR’AINUN
SURYA MURNI PURBA
ELI MAHARA

 DOSEN PEMBIMBING          : HAIDIR LUBIS. M.Pd
 JURUSAN                   : BIMBINGAN KONSELING ISLAM
 FAKULTAS                 : ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN – SU MEDAN
2013


PENDAHULUAN

Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistic yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir. Namun demikian, psikologi humanistic juga mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal.
Menurut teori psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki cirri dinamika dan emosi tersendiri. Misalnya, kelompok terbentuk karena adanya ketergantungan masing-masing individu, mereka merasa tidak berdaya sehingga mereka membutuhkan bantuan orang lain. Dalam situasi yang demikian, maka pimpinan kelompok bisa mengarahkan perilaku dan interaksi antara anggota kelompok.









STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

A.    Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif

1.      Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai sistem kerja belajar kelompok yang berstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Dalam srategi ini siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri, dan bertanggung jawab secara individu.[1]
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: 1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan kelompok, 3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya tujuan yang harus dicapai.[2]

Dalam strategi kooperatif siswa dituntut bagaimana bersosialisasi dengan sesama dan bertanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya terhadap diri sendiri dan orang lain. Seorang siswa boleh bergantung kepada yang lain terhadap informasi yang akan diterima dengan hal yang positif, siswa juga di harapkan mampu berinteraksi dengan rekan kelompoknya tidak lepas dari itu siswa tadi jugadi harapkan bertanggung jawab terhadap informasi dan keahliannya dalam situasi pembelajaran tertentu.

Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah strategi yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja bersama-sama didalam kelompok-
kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam belajar. Jacob mendefinisikan bahwa Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah suatu strategi intruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.[3]
Dalam strategi ini, memungkinkan siswa mendapat hasil penguasaan materi yang relative sama setelah proses pembelajaran. Karena didalam strategi ini terdapat kegiatan kelompok yang di didalam kelompok tersebut siswa akan belajar bersama dengan teman kelompoknya, yang mana seorang manusia akan lebih terbuka dan enak belajarnya bila dengan teman sebayanya. Walaupun terkadang masih ada siswa yang memang sudah dasarnya tidak seperti dengan siswa-siswa yang berkualitas dalam hal tanggung jawab dan semangat belajar. Namun dengan strategi ini maka kesadaran siswa itu sangat dibutuhkan, karena yang didapatkan dalam strategi ini bukan hanya sekedar ilmu pelajaran saja, namun juga bagaimana berinteraksi dengan sesama dan bertanggung jawab dengan segala hal.
Strategi Pembelajaran Kooperatif beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat. Strategi Pembelajaran Kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.[4]
     Pada pembelajaran kooperatif ini, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Pada pembelajaran ini, menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara kelompok. Melalui strategi pembelajaran ini, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam Proses belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Memungkinkan juga semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar.

2.      Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK
Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif diantaranya adalah
a.       Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademisi.
b.      Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c.       Jika memungkinkan didalam kelompok bersuku, budaya, dan jenis kelamin.
d.      Sistem penghargaan berorientasi pada kelompok dari pada individu.[5]
Dari karakteristik strategi pembelajaran kooperatif, jelas diketahui bahwa dalam strategi ini kerja sama kelompok sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Kelompok dalam strategi ini diharapkan mampu membentuk rasa saling menghargai, karena didalamnya lebih sering terdapat perbedaan baik dari suku, budaya, maupun jenis kelamin. Siswa yang pintar bisa mengajarkan kepada siswa yang kurang paham, karena system penilaiannya pun di orientasikan pada  kelompok  dari pada individu.
3.      Tujuan SPK
Ibrahim, dkk menyatakan tiga tujuan pembelajaran dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif.
a.       Meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik
b.      Memberikan peluang kerja sama walaupun berbeda suku, ras, dan berusaha untuk menghargai satu sama lain.
c.       Mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi.[6]



4.      Prinsip-prinsip SPK
Terdapat beberapa pendekatan  dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif
a.       Pendekatan belajar aktif
Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya sebagai sumber belajar yang relevan.

b.      Pendekatan Konstruktivistik
Mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersama-sama didalam kelompok. Mereka didorong untuk menemukan dan mengkonstruksi materi yang sedang dipelajari melalui diskusi, observasi atau percobaan. Melalui diskusi observasi atau percobaan. Siswa bersama-sama apa yang mereka temukan dan mereka bahas.

c.       Pendekatan Kooperatif
Mendorong siswa untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan jelas, dalam arti lain mampu berkomunikas.[7]

Prinsip-prinsip SPK itu sendiri adalah :

a.       Prinsip ketergantungan positif
Keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh masing-masing anggota. Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan.

b.      Tangung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai tugasnya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

c.       Interaksi tatap muka
Akan memberikan pengalaman yang berharga kepada setiap anggota kelompok untuk kerja sama, menghargai setiap perbedaan, mamfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing anggota.

d.      Partisifasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisifasi aktif dan berkomunikasi. Sebelum melakukan kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan komunikasi. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan berbicara. Padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisifasi setiap anggotanya.[8]

B.     Teori Pembelajaran Kooperatif

Terdiri dari tiga teori belajar yang melandasi, yaitu :
1.      Teori ketergantungan sosial
Ketergantungan sosial terjadi ketika setiap individu berbagi tujuan umum dan setiap individu mendapatkan dampak dari kegiatan yang lain. Dalam situasi pendidikan ketergantungan sosial untuk melihat usaha-usaha siswa untuk mencapai pengembangan hubungan positi, melakukan penyesuaian secara psikologis dan menunjukkan kemampuan sosial.
2.      Teori perkembangan kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Jean Piaget dan Vygotsky. Jean Piaget menyebutkan bahwa struktur kognitif ini sebagai skemata (skemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu dapat mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan karena bekerja sama skemata ini.
3.      Teori Behavioristik
Belajar itu adalah perilaku yang dapat diamati diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.



C.    Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran
      Dalam memulai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, maka guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru kemudian mengorganisasikan materi tugas yang akan dikerjakan bersama-sama dalam kelompok dengan mengembangkan lembar kerja siswa. Untuk memulai pembelajarannya, guru menjelaskan tujuan yang harus diperlihatkan siswa terlebih dahulu.[9]
      Dalam menyampaikan materi pembelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan perlakuan guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk.
D.    Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif

1.      Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-poko materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok.

2.      Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang poko-poko materi pelajaran selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya, p-engelompokan dalam SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, etnik, sertwa perbedaan kemampuan akademik

3.      Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok.


4.      Pengakuan Tim
Penetapan tim yang dianggap yang paling menonjol atau tim yang paling berprestasi yang kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.[10]

Menurut pemakalah terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1.      Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran  dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2.      Menyajikan informasi. Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3.     Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4.     Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5.     Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.     Memberikan penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.


E.     Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Kooperatif

1.      Mencari pasangan
2.      Bertukar pasangan
3.      Berpikir-berpasang-berempat
4.      Berkirim salam dan soal
5.      Kepala bernomor
6.      Kepala bernomor terstruktur
7.      Dua tinggal dua tamu
8.      Keliling kelompokn
9.      Kancing gemerincing
10.  Keliling kelas
11.  Lingkaran kecil-lingkaran besar
12.  Jigsaw[11]

F.     Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Keunggulan:
1.      Melalui Strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan dapat belajar dari siswa yang lain.
2.      Strategi pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengembangkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain
3.      Strategi pembelajaran koopratif dapat membantu anak untuk respect pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan
4.      Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
5.      Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial
6.      Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
7.      Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (rill).
8.      Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir.

Kekurangan

1.      Untuk memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif membutuhkan waktu.
2.      Penilaian yang diberikan dalam strategi pembelajaran langsung didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
3.      Keberhasilan strategi pembelajaran langsung dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang[12]
PENUTUP

Dengan melihat karakteristik model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada aktivitas belajar secara berkelompok, model ini dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran di kelas. Terlebih lagi terdapat banyak tipe pada model pembelajaran ini yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik serta materi pembelajaran yang akan dibahas. Dengan melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran di dalam kelas, diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan belajarnya sendiri. Proses pembelajaran pun akan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan sehingga diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.



[1] Masitoh, dkk. Strategi Pembelajaran. (direktorat jenderal pendidikan islam departemen agama  republik indonesia). Hlm. 232

[2] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran. (kencana prenada media, 2006, Jakarta). Hlm. 241

[3] Masitoh. Op.Cit. Hlm. 232
[4] Ibid. Hlm. 232

[5] Ibid. Hlm. 232
[6] Ibid. Hlm. 232

[7] Ibid. Hlm. 235
[8] Wina sanjaya. Op.Cit. Hlm. 46
[9] Widodo Ari, dkk. Bahan belajar mandiri. 2007
[10] Wina Sanjaya. Op.Cit. Hlm. 248

[11] Masitoh. Op.Cit. Hlm. 240
[12] Wina Sanjaya. Op.Cit. Hlm. 249

0 komentar:

Posting Komentar

 
;