MAKALAH SRATEGI PEMBELAJARAN
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 1 :
ADRI
HERMAWAN
M.
FAHMI BANDOL. NST
KHAIRUL AKBAR
HABIBURRAHMAN
NAMIRA
RAHMI FAUZIAH
NUR’AINUN
SURYA MURNI PURBA
ELI MAHARA
DOSEN PEMBIMBING : HAIDIR LUBIS. M.Pd
JURUSAN :
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS :
ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN
– SU MEDAN
2013
PENDAHULUAN
Dilihat dari landasan psikologi
belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar
kognitif holistic yang menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses
berpikir. Namun demikian, psikologi humanistic juga mendasari strategi pembelajaran
ini. Dalam pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus
diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan
interpersonal.
Menurut teori psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar kumpulan individu
melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki cirri dinamika dan emosi
tersendiri. Misalnya, kelompok terbentuk karena adanya ketergantungan
masing-masing individu, mereka merasa tidak berdaya sehingga mereka membutuhkan
bantuan orang lain. Dalam situasi yang demikian, maka pimpinan kelompok bisa
mengarahkan perilaku dan interaksi antara anggota kelompok.
STRATEGI
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
A. Hakekat
Strategi Pembelajaran Kooperatif
1. Konsep
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi Pembelajaran Kooperatif
adalah sebagai sistem kerja belajar kelompok yang berstruktur. Yang termasuk di
dalam struktur ini adalah lima unsur pokok, yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama,
dan proses kelompok.
Dalam srategi ini siswa diarahkan untuk bisa juga bekerja, mengembangkan diri,
dan bertanggung jawab secara individu.[1]
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu:
1) adanya peserta dalam kelompok, 2) adanya aturan kelompok, 3) adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok, 4) adanya tujuan yang harus dicapai.[2]
Dalam strategi kooperatif siswa dituntut bagaimana
bersosialisasi dengan sesama dan bertanggung jawab terhadap hak dan
kewajibannya terhadap diri sendiri dan orang lain. Seorang siswa boleh
bergantung kepada yang lain terhadap informasi yang akan diterima dengan hal
yang positif, siswa juga di harapkan mampu berinteraksi dengan rekan
kelompoknya tidak lepas dari itu siswa tadi jugadi harapkan bertanggung jawab
terhadap informasi dan keahliannya dalam situasi pembelajaran tertentu.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
adalah strategi yang didalamnya mengkondisikan para siswa untuk bekerja
bersama-sama didalam kelompok-
kelompok kecil untuk membantu satu sama lain dalam
belajar. Jacob mendefinisikan bahwa Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah
suatu strategi intruksional dimana siswa dalam kelompok kecil bekerja sama dan
saling membantu dalam menyelesaikan tugas akademik.[3]
Dalam strategi ini, memungkinkan siswa mendapat hasil
penguasaan materi yang relative sama setelah proses pembelajaran. Karena
didalam strategi ini terdapat kegiatan kelompok yang di didalam kelompok
tersebut siswa akan belajar bersama dengan teman kelompoknya, yang mana seorang
manusia akan lebih terbuka dan enak belajarnya bila dengan teman sebayanya. Walaupun
terkadang masih ada siswa yang memang sudah dasarnya tidak seperti dengan
siswa-siswa yang berkualitas dalam hal tanggung jawab dan semangat belajar.
Namun dengan strategi ini maka kesadaran siswa itu sangat dibutuhkan, karena
yang didapatkan dalam strategi ini bukan hanya sekedar ilmu pelajaran saja,
namun juga bagaimana berinteraksi dengan sesama dan bertanggung jawab dengan
segala hal.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
beranjak dari dasar pemikiran “getting better together”, yang menekankan pada pemberian
kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan-keterampilan
sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya dimasyarakat. Strategi Pembelajaran
Kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok.[4]
Pada pembelajaran kooperatif
ini, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Pada
pembelajaran ini, menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas
dan suasana yang kondusif dimana siswa dapat memperoleh, dan mengembangkan
pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan sosial yang
bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Pembelajaran kooperatif dikenal
dengan pembelajaran secara kelompok. Melalui strategi pembelajaran ini, siswa
bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam Proses
belajar mengajar, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus
mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Memungkinkan juga
semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama
atau sejajar.
2.
Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK
Karakteristik Strategi Pembelajaran
Kooperatif diantaranya adalah
a. Siswa bekerja dalam kelompok
kooperatif untuk menguasai materi akademisi.
b. Anggota-anggota dalam
kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi.
c. Jika memungkinkan didalam kelompok
bersuku, budaya, dan jenis kelamin.
Dari karakteristik strategi pembelajaran kooperatif,
jelas diketahui bahwa dalam strategi ini kerja sama kelompok sangat diperlukan
dalam proses pembelajaran. Kelompok dalam strategi ini diharapkan mampu
membentuk rasa saling menghargai, karena didalamnya lebih sering terdapat
perbedaan baik dari suku, budaya, maupun jenis kelamin. Siswa yang pintar bisa
mengajarkan kepada siswa yang kurang paham, karena system penilaiannya pun di
orientasikan pada kelompok dari pada individu.
3.
Tujuan SPK
Ibrahim, dkk menyatakan tiga tujuan pembelajaran
dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif.
a. Meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik
b. Memberikan peluang kerja sama
walaupun berbeda suku, ras, dan berusaha untuk menghargai satu sama lain.
c. Mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerja sama dan kolaborasi.[6]
4.
Prinsip-prinsip SPK
Terdapat beberapa pendekatan
dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif
a. Pendekatan belajar aktif
Siswa diberikan kesempatan untuk berdiskusi mengemukakan pendapat
dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta
menafsirkan hasilnya sebagai sumber belajar yang relevan.
b. Pendekatan Konstruktivistik
Mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuannya secara
bersama-sama didalam kelompok. Mereka didorong untuk menemukan dan mengkonstruksi
materi yang sedang dipelajari melalui diskusi, observasi atau percobaan. Melalui
diskusi observasi atau percobaan. Siswa bersama-sama apa yang mereka temukan
dan mereka bahas.
c. Pendekatan Kooperatif
Mendorong siswa untuk mampu menyatakan pendapat atau idenya dengan
jelas, dalam arti lain mampu berkomunikas.[7]
Prinsip-prinsip SPK itu sendiri adalah :
a.
Prinsip ketergantungan positif
Keberhasilan penyelesaian tugas kelompok
akan ditentukan oleh masing-masing anggota. Dengan demikian semua anggota dalam
kelompok akan merasa saling ketergantungan.
b.
Tangung jawab perseorangan
Keberhasilan kelompok tergantung pada
setiap anggotanya maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab
sesuai tugasnya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan
tetapi penilaian kelompok harus sama.
c.
Interaksi tatap muka
Akan memberikan pengalaman yang berharga
kepada setiap anggota kelompok untuk kerja sama, menghargai setiap perbedaan,
mamfaatkan kelebihan masing-masing anggota dan mengisi kekurangan masing-masing
anggota.
d.
Partisifasi dan komunikasi
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk
dapat mampu berpartisifasi aktif dan berkomunikasi. Sebelum melakukan
kooperatif guru perlu membekali siswa dengan kemampuan komunikasi. Tidak semua
siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan
berbicara. Padahal keberhasilan kelompok ditentukan oleh partisifasi setiap
anggotanya.[8]
B. Teori Pembelajaran
Kooperatif
Terdiri dari tiga teori belajar yang melandasi, yaitu :
1. Teori ketergantungan sosial
Ketergantungan sosial terjadi ketika
setiap individu berbagi tujuan umum dan setiap individu mendapatkan dampak dari
kegiatan yang lain. Dalam situasi pendidikan ketergantungan sosial untuk
melihat usaha-usaha siswa untuk mencapai pengembangan hubungan positi,
melakukan penyesuaian secara psikologis dan menunjukkan kemampuan sosial.
2. Teori perkembangan kognitif
Teori ini dikembangkan oleh Jean
Piaget dan Vygotsky. Jean Piaget menyebutkan bahwa struktur kognitif ini
sebagai skemata (skemas) yaitu kumpulan dari skema-skema. Seseorang individu
dapat mengikat, memahami, dan memberikan respons terhadap stimulus disebabkan
karena bekerja sama skemata ini.
3. Teori Behavioristik
Belajar itu adalah perilaku yang
dapat diamati diukur dan dinilai secara konkrit. Perubahan terjadi melalui
rangsangan (stimulus) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon)
berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
C.
Strategi Pembelajaran Kooperatif Dalam Pembelajaran
Dalam
memulai pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, maka guru
merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran
yang ingin dicapai. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan
sosial yang diharapkan dapat dikembangkan dan diperlihatkan oleh siswa selama
pembelajaran berlangsung. Guru kemudian mengorganisasikan materi tugas yang
akan dikerjakan bersama-sama dalam kelompok dengan mengembangkan lembar kerja
siswa. Untuk memulai pembelajarannya, guru menjelaskan tujuan yang harus
diperlihatkan siswa terlebih dahulu.[9]
Dalam menyampaikan
materi pembelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar
secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan perlakuan guru terhadap siswa
secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang terbentuk.
D.
Prosedur Strategi Pembelajaran Kooperatif
1.
Penjelasan Materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses
penyampaian pokok-poko materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan
utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada
tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus
dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran
kelompok.
2.
Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum
tentang poko-poko materi pelajaran selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada
kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya, p-engelompokan dalam
SPK bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan
perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang
agama, etnik, sertwa perbedaan kemampuan akademik
3.
Penilaian
Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan
tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara
kelompok.
4.
Pengakuan Tim
Penetapan tim yang dianggap yang paling
menonjol atau tim yang paling berprestasi yang kemudian diberikan penghargaan
atau hadiah.[10]
Menurut pemakalah terdapat
enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif, yaitu:
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai
serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi. Guru
menyajikan informasi kepada siswa.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4. Membimbing kelompok belajar. Guru
memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil
belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6. Memberikan penghargaan. Guru memberi
penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
E. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Kooperatif
1. Mencari pasangan
2. Bertukar pasangan
3. Berpikir-berpasang-berempat
4. Berkirim salam dan soal
5. Kepala bernomor
6. Kepala bernomor terstruktur
7. Dua tinggal dua tamu
8. Keliling kelompokn
9. Kancing gemerincing
10. Keliling kelas
11. Lingkaran kecil-lingkaran besar
12. Jigsaw[11]
F.
Keunggulan dan Kelemahan Strategi Pembelajaran
Kooperatif
Keunggulan:
1. Melalui
Strategi pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru,
akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan
informasi dari berbagai sumber dan dapat belajar dari siswa yang lain.
2. Strategi
pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengembangkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide
orang lain
3. Strategi
pembelajaran koopratif dapat membantu anak untuk respect pada orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan
4. Dapat
membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
5. Strategi
pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial
6. Dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima
umpan balik.
7. Dapat
meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar
abstrak menjadi nyata (rill).
8. Interaksi
selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan
rangsangan untuk berpikir.
Kekurangan
1. Untuk
memahami dan mengerti filosofis strategi pembelajaran kooperatif membutuhkan
waktu.
2. Penilaian
yang diberikan dalam strategi pembelajaran langsung didasarkan kepada hasil
kerja kelompok.
3. Keberhasilan
strategi pembelajaran langsung dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok
memerlukan periode waktu yang cukup panjang[12]
PENUTUP
Dengan
melihat karakteristik model pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada
aktivitas belajar secara berkelompok, model ini dapat dijadikan salah satu
alternatif metode pembelajaran di kelas. Terlebih lagi terdapat banyak tipe
pada model pembelajaran ini yang dapat disesuaikan dengan kemampuan dan
karakteristik peserta didik serta materi pembelajaran yang akan dibahas. Dengan
melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran di dalam kelas,
diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan
kemampuan belajarnya sendiri. Proses pembelajaran pun akan menjadi lebih
menarik dan tidak membosankan sehingga diharapkan hasil belajar juga akan meningkat.
0 komentar:
Posting Komentar