Jumat, 18 September 2015

Pengertian Budaya

  PENDAHULUAN Indonesia yang merupakan negara kepualauan, terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki kekayaan berbagai ragam suku bangsa dan budaya. Keberagaman budaya yang merupakan aset dan kekayaan Indonesia ini patut untuk dilestarikan. Keberagaman Budaya ini ternyata juga membutuhkan pemahaman tersendiri bagi orang lain yang berasal di luar budaya tersebut. Indah Perbedaan Budaya menjadikan pula pemahaman dan cara tersendiri dalam menjalin komunikasi, termasuk didalamnya dalam pemberian pelayanan bimbingan dan konseling. Proses Konseling merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi yang berlangsung secara intensif antara konselor dan klien. Dipandang dari perspektif budaya, situasi konseling adalah sebuah perjumpaan kultural antara konselor dengan klien. Oleh karena itu, konselor perlu memiliki kepekaan budaya agar dapat memahami dan membantu klien sesuai dengan konteks budayanya. Konselor yang demikian adalah konselor yang menyadari benar bahwa secara kultural, individu memiliki karakteristik yang unik dan dalam proses konseling akan membawa karakteristik tersebut. PENGERTIAN BUDAYA 1. Budaya Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari budhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, budaya disebut culture yang berasal dari bahasa latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa indonesia. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Berikut ini defenisi-defenisi kebudayaan yang dikemukakan para ahli : a. Edward B Taylor Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. b. M. Jacobs dan BJ. Stern Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda yang kesemuanya merupakan warisan sosial. c. Koentjaraningrat Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar d. Ki Hajar Dewantara Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni jaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai. e. Selo Soemardjan dan Soelaiman Sumardi Kebudayaan adalah sarana hasil karya, karsa, dan cipta masyarakat. sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide, atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata. Misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Behubungan dengan masalah kebudayaan maka kita membedakan seorang yang berbudaya dengan seoang yang beradab. Orang yang beradab ialah orang yang dapat mengembangkan tekniknya, sehingga dapat membangun gedung-gedung bertingkat, mesin raksasa, robot, komputer dan sebagainya. Akan tetapi orang atau masyarakat yang mempunyai kepandaian membuat semuanya itu tidak berarti orang atau masyarakat yang didasarkan pada pandangan hidup, filsafat hidup yang diperoleh karena dari kecil sudah terdidik untuk memandang sesama manusia sebagai kawan bukan sebagai lawan seperti halnya hukum rimba. Terdapat juga kebudayaan-kebudayaan yang menganggap bahwa hidup itu adalah suatu sumber keprihatinan dan derita yang selalu harus diingat dan disadari oleh manusia. Dalam banyak kebudayaan terdapat banyak konsepsi lain pula mengenai hidup, yakni bahwa hidup adalah sumber kesenangan maupun segala hal yang indah dan bermakna dan bahwa manusia wajib menjalani hidupnya dengan penuhkegairahan dalam kebudayaan lain pula, hidup orang dianggap sudah ditentukan oleh nasib dan sudah tidak dapat diubah. Sementara ada kebudayaan yang mempunyai konsepsi bahwa setiap manusia berupaya untuk menyesuaikan hidupnya dengan kehendaknya sendiri. Dari pemafaran sebelumya dapatlah kami mengambil kesimpulan bahwa budaya atau kebudayaan adalah sarana hasil karya, karsa, dan cipta masyarakat sebagai sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide, atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, dan kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. 2. Hubungan Manusia dan Budaya Untuk dapat hidup, manusia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan. Oleh karena itu lingkungan mempunyai pengaruh besar terhadap manusia itu sendiri, hal ini dapat dilihat pada gambar siklus hubungan manusia dengan lingkungan sebagai berikut: Gambar diatas menggambarkan bahwa lingkungan dan manusia atau manusia dan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan sebagai ekosistem, yang dapat dibedakan menjadi : Lingkungan alam yang berfungsi sebagai sumber daya alam Lingkungan manusia yang berfungsi sebagai sumber daya manusia Lingkungan buatan yang berfungsi sebagai sumber daya buatan Kehidupan manusia sangatlah kompleks, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada didalam, dan manusia dengan sang pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Hal ini diisyaratkan dalam surat At-tin ayat 4        Artinya : “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia telah menjadikan manusia makhluk ciptaan-Nya yang paling baik. Badannya lurus keatas, cantik parasnya, mengambil dengan tangan apa yang dikehendakinya bukan seperti kebanyakan binatang yang mengambil benda yang dikehendakinya dengan perantara mulut. Kepada manusia diberikan-Nya akal dan dipersiapkan untuk menerima bermacam-macam ilmu pengetahuan dan kepandaian. Sehingga dapat berkreasi (berdaya cipta) dan sanggup menguasai alam dan binatang. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dengan yang bukankewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia didik dengan berkesinambungan dari “dalam ayunan hingga ia wafat”, agar hasil dari pendidikan yakni kebudayaan dapat diimplementasikan di masyarakat. 3. Dimensi-dimensi budaya Konselor yang profesional harus meyakini adanya dinamika budaya pada setiap diri manusia atau pada setiap keluarga baik dari komposisi dan fungsi, identitas gender dan peran, agama dan spiritual dan praktek, dan derajat etnis/ras identitas dan akulturasi. pembahasan berikut lebih mengeksploras dan diuraikan berbagi dimensi budaya yang menentukan pengembangan orang: a) Budaya sebagai struktur sosial Istilah-istilah seperti struktur sosial, sistem sosial, dan organisasi sosial sering digunakan secara bergantian sebagai konsep inti untuk menggambarkan budaya suatu masyarakat adalah “seperangkat hubungan sosial yang mengkristal, anggotanya memiliki satu sama lain”. Lembaga-lembaga pemerintahan, pendidikan, agama, unit keluarga, dan sitem politik dan ekonomi teladan dan mencerminkan representasi terorganisir budaya. b) Budaya sebagai sistem kerabat Istilah kekerabatan penting termasuk perkawinan, orang tua, silsilah patriarkal dan matriarkal, unit keluarga, keluarga inti, keluarga besar, dan keluarga rata. Ini dan istilah kekerabatan lainnya saling terkait, menggambarkan suatu sistem masyarakat yang tinggal dalam hubungan satu sama lain. c) Budaya sebagai kepribadian Konselor dan terapis harus fokus pada salah satu dan hubungan yang mempengaruhi, asumsi subjektif kogniif bahwa klien memiliki beragam tentang hidup dan yang akibatnya menyebabkan perilaku tertentu. Hal ini juga penting pada para konselor dan terapis untuk memperluas kemampuan mereka untuk berbicara tentang, pengamatan, dan memahami kedua perbedaan dan persamaan dalam kelompok-kelompok budaya yang beragam orang untuk berempati dengan pengalaman klien dan titik pandang subjektif. d) Budaya sebagai penyesuaian Suatu penafsiran psikologis, budaya menekankan hubungan individu di (dalam) kelompok dimensi yang konseptual seperti, meliputi proses penyesuaian, menghadapi, need meeting, belajar, kebiasaan memberi penguatan, dan sistem pendukung. Dari perspektif budaya ini dilihat terutama semata sebagai alat, atau instrumen, untuk memuaskan kebutuhan individu kolektif, karena memecahkan problems, yang membebaskan stres, dan untuk menyesuaikan kepada kenyataan hidup yang eksternal dan lain individu di dalam lingkungan sosial. Konselor yang sensitif terhadap dinamika budaya akan dapat memahami dan respon lebih baik terhadap perkembangan klien dalam konseling. Misalnya: ekspresi sosial dasar seperti bahasa (berbicara, menulis, simbol, gerak tubuh), norma (sesuai kolektif dari apa yang diinginkan atau tidak diinginkan) menceritakan banyak tentang konteks budaya dari setiap kelompok orang selanjutnya, budaya konselor yang responsif mungkin juga mengambil karakteristik ini menjadi pertimbangan khusus apabila diperlukan atau penting bagi anggota etnis /rasa atau kelompok sosial yang berbeda. KESIMPULAN Budaya atau kebudayaan adalah hasil karya, karsa, dan cipta masyarakat sebagai sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide, atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, dan kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Dengan memahami budaya dan dinamika yang terdapat didalamnya, maka akan membantu seorang konselor untuk lebih mudah menerapkan teknik yang tepat dalam memberikan layanan konseling terhadap kelompok individu yang memiliki budayanya masing-masing. Karena pada dasarnya budaya disetiap daerah tidaklah sama, jadi praktik dari teknik yang ada didalam konseling harus menyesuaikan disetiap budaya yang ada. Untuk itu seorang konselor harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dan perkembangan budaya. DAFTAR PUSTAKA Hartomo dan Arnicun Azis. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta. 2001. Bumi Aksara http://azmawaddah.blogspot.co.id/2012/12/budaya-dan-konseling.html Koentjaraningrat. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta. 2007. UI Press Lely Risnaqwati Daulay. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Budaya Dasar dan Ilmu Sosial Dasar. Bandung. 2010. Cipta Pustaka Media Perintis

0 komentar:

Posting Komentar

 
;